“Orang bijak mengatakan, ‘Mulutmu, harimaumu’. Artinya, waspada terhadap mulut sendiri. Bila tak hati-hati, salah-salah yang keluar dari mulut justru akan mencelakai si empunya.”
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]ak harimau yang tiba-tiba berbalik menerkam pawangnya, begitulah dampak yang terjadi bila lidah yang tak bertulang itu bertutur dan menyerang orang yang mengatakannya.
Ya walaupun adagium itu sudah usang, tapi kini mulai laku lagi menjadi perbincangan publik. Bahkan sudah ada juga metamorfosa baru dari adagium itu, waduh siapa tuh pencetusnya? Ia adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Putra sulung mantan Presiden SBY ini membuat adagium teranyar, ia mengubah kalimat “mulutmu harimaumu” menjadi “jempolmu harimaumu”, weleeeh weleeeeh.
Tapi sebentar deh, kalau “jempolmu harimaumu” itu maksudnya gimana sih? Kok ga mudeng ya? Weleeeeh weleeeeh.
Istilah mulutmu harimaumu itu kan sebenarnya ungkapan yang memiliki arti “perkataaan yang keluar dari mulutmu bisa berdampak buruk pada diri sendiri.” Nah, kalau “si jempol” bisa apa dia? Uhuuukkk uuhuuukkk.
Weeeeiitttss, jangan salah, biar dikata cuma jempol, tapi juga bisa juga bikin harimau keluar kali. Buktinya aja, gara – gara “jempol” sudah banyak yang dipenjarakan, jadi jangan macem – macem deh sama jempol, weleeeeh weleeeeh.
Hmmm, ternyata ehhh ternyata, adagium teranyar AHY ini hanya memindahkan aja dari arti yang seharusnya “diucapkan oleh mulut” jadi “diketik sama jempol” di sosial media. Tapi dampaknya sih sebenarnya sama aja, bakal bisa ketemu juga sama harimau, hmmm, serem juga ya, weleeeh weleeeh.
Apalagi sekarang itu kan zamannya media sosial, jadi gampang banget buat dijadiin celah untuk menghina orang secara mudah. Tapi di sisi lain, gampang juga untuk cari barang buktinya, kan udah ada forensik digital, gampanglah kalau ada orang yang nakal di sosial media, weleeeh weleeeh.
Tapi kira – kira apa ya yang melatarbelakangi keinginan AHY yang mengubah adagium begini? Kok tumben – tumbenan aja ya.
Hmmm, usut punya usut, ternyata AHY geram karena sudah sering sekali menjadi korban hoax alias tersakiti oleh para jempol yang tidak bertanggungjawab.
Hadeuuuhh bener kan, seekor upppsss satu jempol aja bisa merugikan banyak orang? Hmmm, pantesan AHY bikin adagium teranyar, sedang gundah gulana gara – gara jempol toh ternyata, weleeeh weleeh. (Z19)