Akhirnya, putra sulung SBY ini menyatakan kesiapannya untuk maju di Pilpres 2019. Kira-kira mau jadi calon presiden atau wakil presiden ya?
PinterPolitik.com
“Saya merupakan bagian dari keluarga besar Partai Demokrat yang dipersiapkan sebagai pemimpin masa depan Indonesia.” ~ Agus Harimurti Yudhoyono
[dropcap]B[/dropcap]erita mengenai pencapresan Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disingkat AHY, mungkin bukan hal yang mengejutkan lagi. Sudah sangat gamblang kalau Partai Demokrat – khususnya Soesilo Bambang Yudhoyono, memang menginginkan putra sulungnya itu bisa menjadi penerus prestasinya sebagai Presiden.
Berita barunya, karena pernyataan ini akhirnya keluar dari mulut AHY sendiri. Berbeda dengan yang lalu-lalu, di mana para petinggi Demokrat maupun AHY sendiri masih malu-malu kucing mengenai niatan ini. Kalau sekarang kan sudah pasti, di Pilpres 2019 nanti, Demokrat sudah ketahuan siapa yang akan “dijual”.
Pantas saja, SBY dan Demokrat ikut misuh-misuh dengan penetapan presidential threshold yang harus 20 persen. Ternyata ini toh ‘udang’ dibalik bakwannya. Pantas Demokrat juga emoh diajak gabung sama Gerindra, ternyata sudah punya jagoan yang akan diusung sendiri.
Partai Demokrat hrs segera mengumumkan secara resmi AHY Capres 2019, agar elektabilitas nya cpat naik https://t.co/SaXBuowyM6
— Kaharlubis (@khrloebs) January 29, 2018
Pertanyaan lanjutannya, kira-kira dengan siapakah Demokrat akan bersatu nantinya? Apakah mereka akan membuat poros baru selain “kubu abadi” Jokowi versus Prabowo? Ataukah bersedia menjadi calon orang nomor dua di antara kedua rival tersebut? Hmm, analisanya mungkin sudah banyak dibahas di tulisan lain.
Tapi sepertinya, posisi itu masih terus dipertimbangkan. Selain urutan popularitas dari berbagai survei yang akan terus diperhatikan, kalau perlu terus dinaikkan. AHY juga menyatakan, kalau ia akan tetap blusukan ke berbagai wilayah Indonesia.
Baginya, program ini penting. Selain untuk mempelajari permasalahan Indonesia secara lebih mendalam, semakin sering keluyuran, ia pun akan semakin terkenal. Karena Pilpres bukan hanya dilakukan di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia. Kalau kemarin di Jakarta kalah telak, ya kalau bisa di Indonesia enggak sampai kayak gitu.
Problem lainnya, AHY mengaku kalau hingga saat ini masih belum menjadi bagian dari Partai Demokrat. Ah, masa sih yang kayak begini masih dibingungin? Ini bingung benaran atau bohongan sih? Masa iya, putra sulung dan calon pemimpin masa depan Demokrat masih harus pakai izin dan pengkaderan segala? Enggak perlu kali ya? Ah, AHY kadang merendahnya bikin bingung aja. (R24)