“Kan anaknya (AHY) bisa jadi menteri di 2019-2024. Jadi jangan ragu-ragu, lebih cepat lebih baik. Jadi nanti keburu direbut PAN dan PKB.” ~ Politikus Ruhut Sitompul.
PinterPolitik.com
[dropcap]N[/dropcap]ama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memang digadang-gadang sebagai kandidat unggulan yang bisa ditawarkan Demokrat, seandainya jadi mendukung Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sayangnya, kalau dipikir-pikir kembali kekuatan AHY hanya sebatas tingkat elektabilitas. Secara kapabilitas, kok rasanya masih jauh ya untuk mengisi posisi Cawapres mendampingi Jokowi.
Politikus tanpa partai Ruhut Sitompul menduga ada keinginan besar dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bisa memberikan dukungan ke Jokowi. Misalnya mengincar posisi menteri untuk AHY. Mmm, jadi begitu ya strateginya Pepo.
Jikalau nanti meleset dari rencana awal, minimal bisa nitipin AHY jadi menteri lah ya. Dari pada gak jadi apa-apa. Kan kasihan, udah keluar meninggalkan TNI, kalah di Pilkada DKI Jakarta, eh nanti gagal nyapres gara-gara bikin poros sendiri yang gak diminati pemilih. Itu sih udah jatuh tertimpa tangga pula.
Seandainya Jokowi menang dalam Pilpres mendatang, posisi AHY sebagai Menteri bisa mempertahankan loyalitas para pemilih Demokrat. Memang siapa lagi yang bisa dicalonkan Demokrat selain anaknya SBY sendiri? Ada lagi gak ya? Kayaknya kandidat-kandidat belum ada deh.
Sementara ini, mungkin AHY cocok menjadi menteri dalam kabinet Jokowi jika kelak menang di Pilpres. Dalam lima tahun itu, AHY bisa membuktikan seberapa mumpuni dirinya dalam mengemban tugas. Dengan kinerja yang baik, gak menutup kemungkinan posisi Cawapres terbuka lebar untuk AHY pada 2024-2029.
Demokrat memang harus bergerak cepat kalau masih mau AHY mendapatkan posisi di sisi Jokowi. Gak mau kan nanti kecolongan karena Partai Amanat Nasional (PAN) atau Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah masuk ikut mendukung Presiden Petahana? Dapet zonk doang tuh bisa-bisa AHY.
Gak ada ruginya sebenarnya jika Jokowi meminang Demokrat. Meski nanti AHY belum tentu mendapatkan posisi Cawapres seperti yang dikehendaki, tapi minimal pengalaman Demokrat dalam memenangkan dua kali Pilpres 2004 dan 2009 menjadi strategi yang patut di adaptasi Jokowi. Mau lanjut dua periode? Ya belajar sama ahlinya lah. Begitu lah kira-kira. (K16)