“Kita tak butuh orang-orang asing liar untuk mengajari kita hal-hal yang sudah jelas,” – Amish, penulis India
PinterPolitik.com
Entah apa yang ada dalam benak Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang nekat menugaskan kader baru yang masih seumur jagung untuk meningkatkan kualitas kader PDIP.
Sebagai partai digdaya di Pemilu 2014 dan 2019, PDIP punya banyak rahasia kemenangan yang berharga. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kadernya, Megawati menggantungkan nasib PDIP kepada seorang kader baru, weleeeh weleeeh, nekat.
Pasti ada alasan yang kuat mengapa Megawati memasang kader baru untuk tugas yang sangat penting. Apalagi denger-denger kader baru ini sudah tak tertarik pada jabatan penting di partai ataupun jabatan publik.
Baru aja jadi kader masa udah ga hasrat untuk berkuasa sih, udah bosen atau udah kapok? Hadeuuuh, tumben banget politisi ga tertarik jabatan. Lalu tujuan jadi politisi apa dong? Supaya ada aktivitas aja ya, weleeeh weleeeh.
Ternyata ehhh ternyata, sosok kader baru yang diamanahkan Megawati ialah Basuki Tjahaja Purnama a.k.a Ahok. Woow, Ahok yang masih belia di PDIP diberikan tugas yang melampaui kapasitasnya, terlebih ia kini telah dinobatkan sebagai politisi nonjob, tanpa jabatan apapun.
Tentu ada dua hal yang menarik sih, pertama apa alasan dipilihnya Ahok dan apa yang akan diajarkan Ahok? Ehmm, entahlah.
Kalo alasan dipilihnya Ahok mungkin karena buah dari rasa tidak enaknya Megawati, karena bagaimana tidak, Ahok seorang mantan Gubernur DKI Jakarta kini rela masuk PDIP tanpa jabatan apapun. Ya sebagai pelipur lara, basa-basi untuk mengajarkan kader PDIP bisa kali membuat hati Ahok lebih lega. Lumayan lah daripada ga ada kegiatan sama sekali kan, weleeeh weleeeh.
Weeeiittss, tapi nantinya apa sih yang mau diajarkan Ahok, emangnya Ahok punya kurikulum apa untuk diajarkan kepada para kader PDIP? Jangan-jangan nanti kurikulumnya bernuansa emosi, kontroversial dan ngamuk-ngamuk lagi, weleeeh weleeeeh, ga kebayang dah kalo politisi PDIP se Indonesia dikloning jadi Ahok semuanya, hehehe.
Tapi emangnya politisi senior PDIP yang ada di daerah ga tersinggung sama keputusan Megawati untuk memasang Ahok? Soalnya terkesan Ahok itu seperti mengajari ikan berenang dan mengajari elang terbang tinggi. Masa politisi senior PDIP yang lain ga mampu mengajari juniornya sendiri? Weleeeh weleeeh. Udah pada jago, jadi ngapain diajarin lagi sama anak baru, ahahahay.
Oiya sampe lupa ngucapin selamat kepada Megawati yang kembali dinobatkan jadi Ketua Umum PDIP seumur hidup, uppsss maksudnya, ahsyudahlah gausah dijelaskan.
Selain itu, selamat juga kepada Ahok yang diwacanakan jadi Pemimpin Proyek Pemindahan Ibukota. Lumayan lah balas dendam karena DKI Jakarta gagal direbut, mending pindahin aja ke Kalimantan daripada ga enak liat kan? Weleeeh weleeh. (Z19)