Mahkamah Agung secara resmi menolak Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
PinterPolitik.com
“Kesedihan akan terbang tinggi seiring berlalunya waktu.” ~ Jean de La Fontaine
[dropcap]W[/dropcap]alau unjuk rasa yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terkait pengajuan Peninjauan Kembali (PK) yang dilakukan Ahok enggak banyak, nyatanya berbagai pihak menilai kalau akan sangat rawan bila mantan Gubernur DKI Jakarta itu dibebaskan di tahun politik ini. Liat aja yang di Arab Saudi sana aja udah mulai perintah-perintah tuh.
Jadi kalau tiga hakim dari Mahkamah Agung (MA) dengan secepat kilat memutuskan untuk menolak PK tersebut, rasanya bukan hal yang aneh. Di sisi lain, malah bagus kok. Baik buat FPI, maupun buat Ahoknya sendiri. Ya, walaupun Ahok gigit jari karena harus terpasung lagi di “kandangnya” di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok sana.
Biar aja FPI tenang dan adem ayem kayak sekarang. Sepertinya sih lagi nyiapin tenaga buat dipake di Pilpres nanti, apalagi junjungannya kan juga belum mau pulang. Tapi mendingan begini kan, enak banget rasanya kalau Pilkada di sejumlah daerah bisa aman tentram tanpa huru hara kayak di DKI lalu.
Sepengetahuan gue belum ada Peninjauan Kembali (PK) yg diproses sedemikian cepat di negeri ini selain kasus Ahok.. hanya butuh 52 hari putusan PK sdh ada gilanya hakimnya ditentukan juga diawal2
— Rudi Valinka #HOKI #AMCA (@kurawa) March 26, 2018
Terus kenapa bagus buat Ahok? Setidaknya, mantan Bupati Belitung Timur itu enggak perlu puyeng-puyeng mikirin para haters-nya berkoar-koar dan bikin keributan mulu. Tunggu aja sampai mereka capek dan lupa, baru keluar deh. Ahok juga jadi makin mahir nulis buku kan, kali aja keluar-keluar jadi miliader dengan predikat penulis best seller. Terus bikin tour book sign, kali aja elektabilitasnya malah makin naik lagi.
Selain FPI dan Ahok yang tenang juga tentunya Pemerintah, terutama Jokowi. Coba bayangin kalau PK Ahok disetujui dan dinyatakan bebas, alamaak, kerjaan banget pasti buat Pak Kapolri Tito Karnavian. Belum lagi Jokowi yang bakal kena dihina dina sama haters-nya. Hmm, kemarin di DKI aja, Jokowi ikut kena getahnya kok.
Pasti rame lagi deh Pilpres 2019 nanti, isu SARA bakal bertebaran lagi. Pasukan pencari nasi bungkus akan mulai bergerak lagi. Emang yang pusing bakal Jokowi doang? Ya enggaklah, pasti semua orang. Belum lagi kalau udah ada penyusupan provokator segala, bisa benar-benar bubar Indonesia nantinya. Bukan di 2030, tapi di 2019. Tsaadeest! Ah, udah ah, kalau kebanyakan dikira fiksi nanti, eh, prediksi, eh fiksi deng. (R24)