“Langit makin hitam, aku jadi berharap pada hujan,” – Iwan Fals, Kupu-kupu Hitam Putih
Pinterpolitik.com
Sedih ya, selama beberapa waktu terakhir, sebagian wilayah di Sumatera dan Kalimantan harus terselimuti oleh kabut asap yang begitu tebal. Lebih parah, karhutla ini sekarang sudah memakan korban jiwa.
Sayangnya, pemerintah sendiri tampaknya belum punya solusi sempurna buat masalah ini. Pak Moeldoko malah mengajak masyarakat terdampak untuk pasrah dan sabar pada musibah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) malah bilang pemerintah hanya tinggal menunggu hujan sebagai solusi.
Kok bisa sih pasrah dan hanya berharap pada hujan? Kan pemerintah bukan Iwan Fals di lagu Kupu-Kupu Hitam Putih.
Itu loh, BMKG sudah peringatkan akan ada kemarau panjang sejak Juni dan Juli, masak pemerintah hanya bisa mengajak masyarakat untuk pasrah? Memangnya gak ada ya langkah pencegahan biar api gak menjalar?
Pak Jokowi baru-baru ini bilang kalau pemerintah sudah melakukan berbagai cara buat memadamkan karhutla hebat. Coba ya kita absen, pengerahan pasukan tambahan? Sudah. Penjatuhan bom air? Sudah juga. Pesawat penyemai hujan? Sudah berangkat juga.
Nah, kalau sudah begini apa kira-kira yang belum? Oh, kalau menindak korporasi sawit sudah belum ya? Kan, korporasi ini jadi salah satu penyebab utama karhutla di Indonesia.
Wah, kalau yang ini kayaknya pemerintah belum tentu mau ambil langkah. Bukan suuzan ya, coba perhatikan dulu deh berbagai langkah pemerintah terkait dengan sawit ini.
Baru-baru ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meluncurkan kampanye di media sosial dengan tagar #sawitbaik. Sawit. Baik. Wow.
Kemenkominfo ini bisa ambil timing yang lebih tepat gak ya? Di saat masyarakat di Sumatera dan Kalimantan lagi kesulitan bernapas, mereka malah meluncurkan kampanye yang dalam kadar tertentu jadi pendukung derita masyarakat tersebut. Ish ish ish.
Kalau diperhatikan pemerintah memang sepertinya punya keberpihakan khusus kepada industri sawit. Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) misalnya, akan melarang peredaran produk makanan olahan berlabel bebas minyak sawit (Palm Oil Free) di Indonesia.
Kondisi-kondisi semacam ini bisa membuat masyarakat curiga, jangan-jangan pemerintah lebih peduli kepentingan korporasi sawit ketimbang masyarakat?
Wah, kalau kayak gini susah kayaknya bisa mengharapkan pemerintah akan serius menangani karhutla terutama dalam urusan pencegahan. Pemerintahnya sendiri malah berpihak pada pihak yang dianggap penyebab kebakaran hutan lewat #sawitbaik. Hmmmm. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.