HomeCelotehAburizal ‘Tutup’ Partai Golkar

Aburizal ‘Tutup’ Partai Golkar

“Kadang kala pasrah, meski terpaksa tanpa ampun, layak dijadikan pilihan untuk sedikit meredakan gemuruh badai di dalam dada.”


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]artai Golkar menjadi salah satu partai yang paling senior diantara yang lainnya. Kalau dibandingin sama partai baru yang jadi peserta Pemilu 2019, ahhh syudahlah, takkan pernah sebanding.

Ciri khas yang lainnya pun, Partai Golkar selalu nyaman berada dilingkaran kekuasaan bahkan engga menaruh posisi sebagai oposisi sekalipun. Yaiyalah, lebih baik berkuasa dibandingkan jadi rakyat biasa, rasanya nelangsa, weleeeeh weleeeh.

Dan yang tak kalah pentingnya, Partai Golkar bukan cuma menang tuanya aja, tapi Partai Golkar menjadi partai induk dari partai yang ada di Indonesia, wadidaaaaw, semuanya berkaca sama Partai Golkar gitu? Hadeuuuhh, panutannya Golkar nih? Yakin?

Woailaaaaah, bukan juga sih, tapi yang dimaksud partai induk itu, Partai Golkar menjadi rahim bagi para pemimpin partai politik yang lain.

Waduh, awalnya sih jadi kader Partai Golkar, entah karena alasan apa, akhirnya ada beberapa politikus Partai Golkar yang keluar dari keanggotaan dan membuat partainya sendiri. Wiranto, Surya Paloh, sampai Tommy Soeharto.

Kalau begitu, munculnya Partai Hanura, NasDem, dan Berkarya itu karena berasal dari rahim Partai Golkar? Itu politikus Partai Golkar yang mendirikan partai politik loh, belom lagi kader – kader yang jadi kutu loncat, wadidaaw, saking banyaknya jadi udah ga keitung lah ya.

Tapi emangnya, buat Partai Golkar gimana sih ngeliat kadernya pada loncat – loncatan begitu? Emangnya ga dapet jatah strategis atau memang para kutu loncat itu hanya memanfaatkan Partai Golkar sebagai pijakan awal aja untuk berkuasa nantinya, hmmmm.

Kalau mau diitung – itung, kayaknya Partai Golkar lumayan juga punya koleksi kutu loncat, weleeeh weleeeh. Nah kalau ada kader Partai Golkar mau loncat lagi ke partai lain tapi jadi Sekjen gimana? Oh, maksudnya Priyo Budi Santoso ya?

Baca juga :  Bahlil "Dimasak", Prabowo's Mind Games?

Kalau kata Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie sih, itu adalah kebanggaan. Nah loh, kebanggaan? Ya kalau begini caranya, lebih baik partai tunggal aja kali ya? atau semua partai kaderisasinya lewat Partai Golkar aja baru distribusikan deh ke partai yang lain.

Kalau lama – lama kadernya pada loncat terus diapresiasi jadi kebanggaan, otomatis kalau krisis kader dan partai Golkar tutup juga kebanggaan kali ya? Weleeeeh weleeeh. (Z19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...