HomeTerkiniBerapa 1% Kekayaan Sandiaga Uno Untuk Pilkada Jakarta?

Berapa 1% Kekayaan Sandiaga Uno Untuk Pilkada Jakarta?

Baru-baru ini Anies-Sandi mengumumkan dana kampanye mereka dengan dalih ingin terbuka kepada masyarakat perihal dana kampanyenya.


pinterpolitik.comJum’at, 13 Januari 2017.

JAKARTA – Pilkada serentak 2017 sudah tinggal hitungan hari, banyak para Cagub dan Cawagub yang mulai menambah intensitas kampanyenya ke masyarakat dengan tujuan agar masyarakat memilihnya sebagai pemimpin daerah mereka masing-masing.

Di Pilkada DKI yang disebut-sebut sebagai miniaturnya Indonesia ini para Cagub dan Cawagub pun seakan tidak lelah untuk melakukan blusukan. Setelah Ahok – Djarot sempat mengumumkan dana kampanye mereka yang didapatkan dari hasil sumbangan para relawan, kini pasangan dengan nomor urut tiga pun tidak mau kalah dengan para pesaingnya.

Baru-baru ini Anies-Sandi mengumumkan dana kampanye mereka dengan dalih ingin terbuka kepada masyarakat perihal dana kampanyenya.

Satrio Dimas Adityo, Bendahara Tim Pemenangan, menyatakan antara Oktober-Desember 2016 penerimaan dana yang masuk mencapai Rp 46,7 miliar. Kata dia, jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan dana yang dilaporkan pada 30 November lalu, yakni sebesar Rp19,01 miliar. “Jadi ada penambahan di bulan Desember 2016 itu 27,6 miliar, dan di catatan kami 100% adalah sumbangan dari Mas Sandi,” katanya.

Tercatat sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang memiliki kekayaan hingga mencapai Rp 3,8 Triliun rupanya tidak membuat Sandiaga Salahudin Uno menghamburkan uangnya untuk kegiatan kampanye dalam ajang Pilkada DKI Jakarta. Dana kampanye sebesar Rp 19,01 miliar yang diterimanya dari para relawan hanya digunakan untuk blusukannya selama setahun terakhir.

Dia memastikan, semua dana kegiatan sosialisasi dapat dipertanggung jawabkan. Dari total pemasukan Rp46,7 miliar, Gerindra menyumbang Rp750 juta, PKS Rp350 juta, Anies Rp400 juta dan dari Badan Hukum sebesar Rp358 juta.

Baca juga :  Hype Besar Kabinet Prabowo

Sebagai penyumbang terbesar yaitu sekitar 1% dari kekayaannya atau sebesar Rp44,8 miliar, Sandi mengaku dana yang dikeluarkan masih jauh dari jumlah kekayaannya. Ia memilih menyalurkan sendiri dana tersebut dengan nama pribadi ketimbang menggunakan nama karyawannya.

“Saya ikhlas, jangan hitung-hitung. Saya (berikan) belum sampai satu persen. Sementara Mas Anies sudah 10 persen, jadi itu tidak sepadan. Saya lebih suka mengatasnamakan secara pribadi demi pendidikan politik yang transparan,” tutupnya. (tempo/A15)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...