HomeCelotehJokowi Berjudi di Kereta Cepat?

Jokowi Berjudi di Kereta Cepat?

“Saya sudah meminta PT KCIC untuk mengevaluasi secara menyeluruh segala kekurangan manajerial proyek terutama yang menyebabkan terjadinya kerugian lingkungan dan sosial terhadap masyarakat”. – Erick Thohir, Menteri BUMN


PinterPolitik.com

Sejak kereta api pertama kali dibangun di Semarang pada 1867, alat transportasi ini telah menjadi primadona di Nusantara.

Walaupun tonggak sejarah kehadiran kereta api di Indonesia itu berkaitan erat dengan program Tanam Paksa di era Johannes graaf van den Bosch menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, hal tersebut tak membuat antusiasme atas moda transportasi yang identik dengan suara “tut tut tut” itu luntur.

Lha iya cuy, coba aja nonton film-film zaman dulu, pasti banyak scene yang diambil dengan kereta api sebagai obyek utamanya. Lihat aja aksi Dono di film “Sama Juga Bohong” proyek Warkop Dono Kasino Indro (DKI) yang begitu antusias menanyakan jadwal kereta api ke petugas stasiun, padahal ujung-ujungnya cuma ingin nyeberang rel kereta.

Begitu juga dengan banyak film lainnya, sering sekali menampilkan scene yang ada kereta api-nya.

Nggak heran, banyak yang bilang bahwa mungkin orang Indonesia begitu takjubnya sama kereta api.

Mungkin alasan “ketakjuban” itulah yang membuat pemerintahan Presiden Jokowi yang saat ini berkuasa menyetujui proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Kereta api cepat ini memang akan memperpendek jarak tempuh Jakarta-Bandung yang sebelumnya bisa menyentuh angka 3-4 jam – bahkan kalau macet bisa mencapai 7 jam – menjadi hanya 35 menit. Iyes, 35 menit cuy.

Nah, kabar terbaru, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengeluarkan keputusan untuk menghentikan sementara proyek tersebut. Alasannya, proyek yang dikerjakan bersama dengan China Railways ini dianggap tidak aman dalam hal sistem manajemen konstruksinya.

Baca juga :  Dompet Berjalan Presiden RI? #PART2

Kementerian PUPR juga menemukan indikasi bahwa proyek tersebut membahayakan keselamatan, kesehatan pekerja dan lingkungan. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa proyek ini menjadi penyebab macet dan banjir di beberapa tempat.

Beh, ini mah level “ketakjubannya” sudah melampaui batasan cuy. Ya iya lah, kalau proyek tersebut dianggap tidak aman, seharusnya sudah sedari awal dideteksi dan diperhitungkan. Apalagi soal lingkungan, emangnya nggak ada tuh analisis mengenai dampak lingkungan alias Amdal-nya?

Tak heran Menteri BUMN Erick Thohir minta dilakukan evaluasi menyeluruh. Beh, emang nggak pernah dilakukan analisis sebelum-sebelumnya ya soal dampak proyek ini?

Kalau kita ingat, dulu mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sempat “berantem” loh sama Rini Soemarno yang menjabat sebagai Menteri BUMN kala itu. Jonan belum ngeluarin izin, eh Bu Rini udah “nyelonong” kerja sama dengan perusahaan Tiongkok buat garap proyek ini.

Hmm, kan jadi perjudian juga buat Presiden Jokowi. Habisnya masyarakat bisa menilai bahwa investasi di sektor ini justru punya dampak yang kurang baik. Semoga nggak karena terlalu berpihak pada investor loh ya. Uppps.

Intinya sih kita ingin agar proyek ini benar-benar mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Jangan sampai proyek ini sama kayak kereta api di era van den Bosch – sama-sama digunakan untuk mengeruk keuntungan dari kita dan “menjajah” kita. Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Segitiga Besi Megawati

Dengarkan artikel ini: Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut. Meski belum juga terjadi, banyak yang...

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.