Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pagi ini (9/8). Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.215 per dollar AS atau menguat 0,01 persen dari perdagangan sebelumnya.
Meskipun menguat, nilai tukar rupiah ini masih berada di level terendah sejak Maret 2023 atau empat bulan lalu. Mata uang di Kawasan Asia pada pembukaan pagi ini bergerak bervariasi.
Yen Jepang menguat 0,03 persen, baht Thailand menguat 0,13 persen, peso Filipina melemah 0,05 persen, won Korea Selatan melemah 0,12 persen, dan yuan Tiongkok menguat 0,09 persen, dollar Singapura menguat 0,01 persen, dan dollar Hong Kong stagnan.
Namun, rupiah berpotensi kembali melemah akibat dari berbagai kabar buruk dari pasar keuangan global. Seperti adanya sentimen dari perkembangan data ekonomi AS dan Tiongkok.
“Rupiah diperkirakan masih akan tertekan dolar AS di tengah sentimen risk off di pasar setelah Moody’s menurunkan peringkat beberapa bank AS. Data inflasi Tiongkok yang baru dirilis memberikan gambaran yang beragam namun PPI dan CPI masih menunjukkan deflasi,” Lukman Leong, Analis Pasar (9/8/2023).
Moody’s menurunkan peringkat kredit beberapa bank di AS. Selain itu, Moody’s juga menyinggung risiko tertentu dalam portofolio real estate komersial (CRE) beberapa bank sebagai faktor lain.
Kemudian, Tiongkok juga memberi kabar buruk atas jatuhnya ekspor-impor yang lebih cepat dibandingkan dengan Juni lalu.
Pelemahan ekspor-impor Tiongkok ini menjadi sebuah tanda bahaya bagi Indonesia yang menggantungkan sekitar 20 persen ekspor ke Tiongkok. Pelemahan aktivitas dagang Tiongkok ini bisa mengurangi pasokan devisa Indonesia sehingga membuat rupiah tertekan. (S83)