Site icon PinterPolitik.com

Rupiah “Ketiban Sial” Dari AS?

Hati-Hati Rupiah, Menuju 1998?

Foto: Berita.live


PinterPolitik.com

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali melemah setelah adanya sentimen penurunan peringkat utang jangka panjang AS oleh lembaga Fitch Ratings. Di kawasan Asia Pasifik, mayoritas mata uang bergerak di teritorial negatif dengan penurunan terparah dialami mata uang Korea Selatan.

Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang jangka panjang AS dari sempurna atau ‘AAA’ ke level ‘AA+’. Fitch Ratings menurunkan peringkat setelah perdebatan panjang anggota parlemen dalam mencapai kesepakatan plafon utang demi menghindari gagal bayar pertama AS awal tahun ini.

Peringkat kredit adalah indikator penting yang digunakan oleh pasar keuangan untuk mengukur kemampuan negara atau lembaga membayar utangnya. Ketika peringkat kredit AS turun, ini menandakan penurunan dalam kepercayaan investor terhadap kemampuan AS untuk membayar utangnya, dan akibatnya, hal ini mempengaruhi sentimen pasar global.

Investor cenderung beralih ke aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti obligasi yang dapat menyebabkan arus modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Akibatnya, permintaan terhadap rupiah menurun, menyebabkan depresiasi nilai tukarnya. Pelemahan terhadap nilai tukar rupiah dapat menyebabkan inflasi karena nilai harga barang impor menjadi lebih mahal.

Selain itu, melemahnya rupiah juga dapat mengakibatkan penurunan nilai saham-saham perusahaan di pasar saham Indonesia.

Penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mengimplementasikan kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ini.

Selain itu, kolaborasi dengan pelaku pasar dan lembaga keuangan internasional juga penting untuk meredam dampak negatif dan membangun kestabilan ekonomi dalam jangka panjang. (S83)

Exit mobile version