Pinter EkbisRendang: Gastrodiplomasi ala Indonesia?

Rendang: Gastrodiplomasi ala Indonesia?


PinterPolitik.com

Gastrodiplomasi – juga dikenal sebagai diplomasi kuliner atau diplomasi makanan – adalah konsep yang melibatkan penggunaan makanan dan kuliner sebagai alat untuk mempromosikan hubungan diplomatik, membangun pemahaman antarbudaya, dan memperkuat kerja sama internasional antarnegara di dunia. Gastrodiplomasi juga berperan sebagai sarana untuk meningkatkan brand awareness bangsa.

Paul Rockower yang merupakan Direktur Eksekutif Diplomasi Publik Levantine, sebuah organisasi diplomasi publik independen, menyebutkan premis dasar dari gastrodiplomasi adalah “the best way to win hearts and minds is through the stomach.

Rendang adalah hidangan berbahan dasar daging yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah-rempah khas Indonesia.

Pada tahun 2021, rendang masuk ke dalam daftar makanan terbaik di dunia nomor 11 versi CNN. Bahkan, sebelum itu di tahun 2011, rendang telah menduduki peringkat pertama dalam World’s 50 Delicious Food. Rendang mengalahkan berbagai makanan khas lainnya seperti Bebek Peking dari China, Pad Thai dari Thailand, dan makanan populer mancanegara lainnya.

Ini menjadi tanda bahwa kelezatan rendang tidak hanya disukai oleh masyarakat Indonesia tetapi juga telah diakui oleh masyarakat dunia.

Meskipun dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah dunia tetapi kepopuleran bumbu Indonesia masih kurang dikenal. Itulah mengapa pemerintah menyusun sebuah program bertajuk Indonesia Spice Up The World (ISUTW).

ISUTW yang berlangsung hingga tahun 2024 adalah salah satu program adalah program kolosal pemerintah, melibatkan lintas kementerian/lembaga, sebagai salah satu upaya meningkatkan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia, terutama di Afrika, Australia, dan negara potensial lainnya. Program ini berlangsung hingga tahun 2024.

Mengingat berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), nilai ekspor bumbu atau rempah olahan serta komoditas rempah segar di Indonesia mengalami tren positif, dengan rata-rata pertumbuhan 2,95% dalam lima tahun terakhir. Bahkan, pada 2020 nilai ekspor mencapai 1,02 miliar dolar Amerika Serikat. (A49)

Baca juga :  Perkara LCS, “Intervensi” atau Kelalaian?

Exclusive content

Latest article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Megawati Not Fit or No Money?

The Ultimate Java War

More article

When Silence is Not Golden..

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Megawati Not Fit or No Money?

The Ultimate Java War