Pinter EkbisRelasi Makanan dan Mood

Relasi Makanan dan Mood


socioloop.co

Makanan bukan hanya tentang nutrisi dan energi untuk tubuh, tetapi juga memiliki pengaruh besar pada suasana hati dan emosi seseorang. Koneksi antara makanan dan mood telah menjadi topik penelitian yang menarik dalam ilmu gizi dan psikologi.

Salah satu cara makanan memengaruhi mood adalah melalui pengaruhnya pada produksi hormon-hormon bahagia seperti serotonin dan dopamin. Makanan yang kaya akan triptofan, sejenis asam amino, dapat meningkatkan produksi serotonin.

Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati dan perasaan bahagia. Makanan seperti pisang, kacang, dan produk susu dapat meningkatkan kadar triptofan dalam tubuh.

Selain itu, makanan yang mengandung tirosin, seperti daging, ikan, dan produk susu, dapat meningkatkan produksi dopamin.

Dopamin juga merupakan neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang dan kepuasan. Ketika kita mengonsumsi makanan yang mengandung tirosin, kadar dopamin dalam otak meningkat, yang dapat meningkatkan mood positif.

Ketidakstabilan gula darah dapat mempengaruhi suasana hati. Makanan yang mengandung gula sederhana seperti permen atau minuman bersoda dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti oleh penurunan tajam, yang sering kali membuat seseorang merasa mudah tersinggung atau lelah.

Sebaliknya, makanan yang mengandung serat dan karbohidrat kompleks, seperti oatmeal atau roti gandum utuh, dapat membantu menjaga gula darah tetap stabil, yang dapat membantu menjaga mood tetap stabil juga.

Koneksi antara mikroba usus dan mood telah menjadi topik penelitian yang semakin penting. Usus kita dihuni oleh triliunan mikroba, dan penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan mikroba ini dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional kita.

Makanan yang mengandung serat dan probiotik, seperti yogurt, bisa membantu menjaga keseimbangan mikroba usus. Ketika mikroba usus sehat, mereka dapat membantu menghasilkan senyawa yang dapat mempengaruhi mood positif.

Asam lemak omega-3, yang banyak ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan trout, telah terbukti memiliki efek positif pada kesehatan mental. Omega-3 membantu mengurangi peradangan dalam otak dan dapat meningkatkan fungsi neurotransmitter.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa asupan omega-3 yang mencukupi dapat membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan.

Antioksidan, seperti vitamin C dan E, dapat membantu melindungi otak dari kerusakan oksidatif yang dapat mempengaruhi suasana hati dan kognisi. Buah-buahan dan sayuran yang kaya akan antioksidan, seperti blueberry, stroberi, dan bayam, dapat membantu menjaga otak kita tetap sehat dan mood positif.

Selain makanan individual, pola makan keseluruhan juga dapat mempengaruhi mood. Pola makan yang seimbang dengan berbagai jenis makanan, seperti buah-buahan, sayuran, protein, dan karbohidrat sehat, dapat memberikan nutrisi yang diperlukan untuk fungsi otak yang optimal.

Kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B12 atau zat besi, dapat mengakibatkan masalah mood seperti kelelahan atau iritabilitas.

Dalam kesimpulan, makanan tidak hanya merupakan bahan bakar bagi tubuh, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada mood dan kesejahteraan emosional kita.

Memilih makanan yang tepat dan menjaga pola makan yang seimbang dapat membantu menjaga suasana hati positif dan kesehatan mental yang baik.

Jangan lupakan pentingnya menggabungkan makanan bergizi dalam rutinitas harian kamu untuk merasakan manfaatnya pada mood dan kesejahteraan secara keseluruhan. (A49)

Exclusive content

Latest article

Yasonna Laoly Tidak Pernah Tenang?

Politik Core Indonesia 2024: Kaleidoskop

Harga-Upah Orde Baru vs Sekarang

More article

Filosofi ‘Kecoa’ ala Anies Baswedan?

Yasonna Laoly Tidak Pernah Tenang?

Politik Core Indonesia 2024: Kaleidoskop

Harga-Upah Orde Baru vs Sekarang