Pinter EkbisLego, Mainan yang Ditemukan Tukang Kayu

Lego, Mainan yang Ditemukan Tukang Kayu


PinterEkbis

Lego adalah nama yang sudah tidak asing lagi di telinga semua orang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Lego pertama kali muncul sebagai mainan kayu oleh tukang kayu Denmark, Ole Kirk Christiansen, pada tahun 1932.

Namun, perubahan besar terjadi pada tahun 1949 ketika Lego memperkenalkan versi plastiknya yang ikonik. Ini adalah langkah penting karena plastik memungkinkan Lego untuk menjadi lebih fleksibel dalam desain dan konstruksi.

Keunikan Lego terletak pada kekuatan konsep “bongkar-pasang”. Setiap balok Lego dapat dengan mudah digabungkan dengan balok lainnya, sehingga memungkinkan kreativitas tak terbatas.

Ini juga mengajarkan anak-anak (dan orang dewasa) tentang pemikiran kritis, solusi masalah, dan kesabaran. Lego bukan hanya sekadar mainan, lebih dari itu, Lego juga merupakan alat pembelajaran yang sangat efektif.

Lego tidak hanya tentang bermain sendiri. Komunitas Lego yang kuat telah tumbuh di seluruh dunia. Ada klub Lego lokal, pameran, dan kompetisi di mana pecinta Lego dapat berkumpul, berbagi ide, dan memamerkan kreasi mereka.

Bahkan, Lego kini telah mengembangkan diri ke tempat wisata dan taman bermain, yakni Legoland yang sudah tersebar di berbagai belahan dunia.

Namun, kini di “kampung halaman” sang pencipta di Billund, Denmark sudah dibangun Lego House. Sebuah bangunan yang berdiri di lahan seluas 12 ribu meter persegi dan secara arsitektur di bentuk menyerupai rumah, kemudian disusun dengan balok Lego warna-warni.

Posisinya persis di depan bangunan bekas kediaman keluarga Ole Kirk Christiansen, yang kini dijadikan sebagai Lego Idea atau museum Lego.

Di dalam Lego House, terdapat lebih dari 25 juta keping Lego, anak-anak dan juga orang dewasa dapat bermain disana sambil mengasah kreativitas, imajinasi, hingga mengenali sifat, perasaan, dan karakter manusia.

Selain itu, salah satu yang paling ikonik dari Lego House adalah pohon raksasa yang dibangun dengan menggunakan kepingan Lego setinggi 15 meter. Pohon tersebut dibuat dengan inisial founder Lego dan keturunannya pada batang pohon secara tersamar.

Lalu, bagian puncak pohon itu pun sengaja tak diselesaikan, dan dipasangi diorama konstruksi, untuk melambangkan bahwa perkembangan Lego masih belum selesai dan masih akan terus membesar.

Ini membuktikan bahwa Lego tidak hanya sebagai mainan, tetapi juga sebagai sarana sosial yang kuat. (S83)

Exclusive content

Latest article

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?

More article

Segitiga Besi Megawati

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?