Pinter EkbisKuliner Indonesia dengan Sentuhan Belanda

Kuliner Indonesia dengan Sentuhan Belanda


PinterEkbis

Ketika berbicara tentang kuliner Indonesia, kita tak bisa lepas dari pengaruh berbagai bangsa yang pernah singgah di negeri ini. Salah satu pengaruh paling mendalam datang dari Belanda, yang memiliki hubungan kolonial dengan Indonesia selama lebih dari tiga abad. Dari masa lalu tersebut, Indonesia mewarisi berbagai makanan yang hingga kini masih dinikmati, namun dengan sentuhan lokal yang khas.

Roti Bakar dan Selai

Belanda memperkenalkan konsep memakan roti sebagai makanan pokok. Meski di Indonesia nasi tetap mendominasi, roti menjadi alternatif makanan, terutama saat sarapan. Ditambah dengan selai buah dan mentega, roti bakar menjadi makanan yang digemari.

Risoles

Dari kata “rissole” dalam bahasa Belanda, makanan ini mirip dengan croquette. Terbuat dari adonan tepung yang diisi dengan ragout daging atau ayam, kemudian digoreng hingga renyah. Di Indonesia, risoles telah mengalami berbagai modifikasi, dengan isi yang bervariasi mulai dari sayuran, mayones dan rogurt.

Klappertaart

Dari kota Manado, Sulawesi Utara, klappertaart adalah peninggalan kuliner Belanda. Seperti namanya, yang berarti “pie kelapa” dalam bahasa Belanda, klappertaart adalah kue berbahan dasar kelapa parut, susu, dan tepung, yang biasanya diberi kenari dan kismis sebagai tambahan.

Poffertjes

Poffertjes adalah pancake mini khas Belanda yang manis dan empuk. Di Indonesia, poffertjes sering ditemui di berbagai bazaar atau pasar malam dan disajikan dengan taburan gula halus, coklat, atau keju.

Bolu Kukus

Meskipun tidak sepenuhnya berasal dari Belanda, konsep mengukus kue dari adonan tepung, telur, dan gula kemungkinan besar dipengaruhi oleh interaksi kuliner dengan Belanda.

Jejak kolonial Belanda di Indonesia tidak hanya tampak pada bangunan bersejarah atau administrasi, tetapi juga dalam kuliner. Makanan-makanan tersebut telah mengalami adaptasi sesuai dengan selera lokal, menciptakan fusion yang unik dan memperkaya khazanah kuliner Indonesia.

Baca juga :  ‘Wes Wayahe’ Indonesia Masuk BRICS?

Di balik setiap gigitan, terkandung cerita sejarah dan pertemuan dua budaya yang berbeda. (A49)

Exclusive content

Latest article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Megawati Not Fit or No Money?

The Ultimate Java War

More article

When Silence is Not Golden..

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Megawati Not Fit or No Money?

The Ultimate Java War