socioloop.co
Makanan bukan hanya tentang mengisi perut, itu adalah bagian integral dari budaya manusia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, makanan telah menjadi elemen penting dalam budaya populer. Film, musik, dan media sosial semakin sering memasukkan makanan dalam narasi mereka.
Makanan dalam Film
Film sering kali menggambarkan hubungan manusia dengan makanan, memanfaatkannya sebagai alat naratif yang kuat. Contoh paling terkenal adalah film animasi Disney, “Ratatouille.”
Film ini mengikuti perjalanan seorang tikus bernama Remy yang bermimpi menjadi koki. “Ratatouille” tidak hanya menghadirkan hidangan-hidangan lezat, seperti hidangan penutup khas Prancis crème brûlée, tetapi juga mengeksplorasi konsep bahwa bakat kuliner bisa datang dari mana saja, bahkan dari seekor tikus.
Selain itu, film seperti “Julie & Julia” menampilkan perjalanan seorang wanita yang memutuskan untuk memasak resep-resep dari buku masak ikonik Julia Child.
Ini menggambarkan bagaimana makanan dapat menjadi sumber inspirasi dan transformasi dalam kehidupan seseorang.
Makanan dalam Musik
Musik juga memiliki hubungan yang kuat dengan makanan. Sejumlah lagu populer seperti “Sugar, Sugar” oleh The Archies, “Banana Pancakes” oleh Jack Johnson, atau “American Pie” oleh Don McLean, menggambarkan makanan sebagai simbol kebahagiaan, nostalgia, atau perasaan positif lainnya.
Misalnya, dalam “Banana Pancakes,” Jack Johnson menciptakan suasana yang santai dan intim di sekitar makan pagi bersama yang sederhana.
Selain itu, beberapa seniman musik telah mengekspresikan budaya kuliner mereka melalui lirik atau penampilan panggung mereka.
Misalnya, penyanyi Snoop Dogg telah menjadi terkenal sebagai penggemar masakan, dan ia bahkan memiliki acara memasaknya sendiri yang disebut “Martha & Snoop’s Potluck Dinner Party.”
Makanan dalam Media Sosial
Saat ini, media sosial memainkan peran penting dalam menghubungkan makanan dengan budaya populer. Orang-orang sering berbagi foto makanan mereka di platform seperti Instagram, menciptakan tren kuliner yang cepat berubah dan memungkinkan makanan menjadi ikon visual.
Makanan yang estetis menjadi populer, seperti unicorn frappuccino atau rainbow bagel yang berwarna-warni.
Selain itu, koki selebriti dan influencer kuliner memanfaatkan media sosial untuk membagikan resep, trik, dan cerita tentang makanan.
Ini menciptakan komunitas online yang bersemangat tentang kuliner, memungkinkan orang untuk berbagi pengalaman mereka dengan makanan dari seluruh dunia.
Pengaruh Budaya Pop pada Kuliner
Budaya populer tidak hanya menggambarkan makanan, tetapi juga memengaruhi tren kuliner. Misalnya, setelah film “Chef” dirilis pada tahun 2014, “food truck” menjadi tren kuliner yang berkembang pesat di Amerika Serikat (AS). Ini mencerminkan bagaimana media dapat mempengaruhi keputusan bisnis dalam industri makanan.
Selain itu, makanan yang muncul dalam budaya pop sering kali memotivasi orang untuk mencoba hidangan-hidangan baru.
Ketika karakter favorit kita di film atau serial TV mengonsumsi makanan tertentu, kita seringkali tertarik untuk mencobanya sendiri.
Ini menciptakan permintaan yang meningkat untuk berbagai jenis makanan dari berbagai budaya di seluruh dunia.
Kuliner dan budaya pop saling memengaruhi dan menciptakan hubungan yang erat. Makanan telah menjadi bahasa universal yang menghubungkan orang di seluruh dunia melalui film, musik, dan media sosial.
Ini adalah bentuk ekspresi budaya yang terus berkembang dan memainkan peran penting dalam membentuk tren kuliner dan cara kita berhubungan dengan makanan.
Dalam era globalisasi ini, makanan tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang pengalaman dan koneksi dengan dunia di sekitar kita. (A49)