Site icon PinterPolitik.com

Klepon, Bulat Manis dan Gurih

to wisata dot info

Kue klepon. (Foto: topwisata.info)


socioloop.co

Ketika berbicara tentang kue tradisional Indonesia, kue klepon pasti menjadi salah satu yang paling dikenal dan dicintai.

Dengan warna hijau yang mencolok, tekstur kenyal, dan inti gula merah yang meleleh saat digigit, klepon telah memikat selera generasi demi generasi. Namun, apa sebenarnya sejarah dan filosofi di balik kue ini?

Kue klepon, juga dikenal dengan beberapa nama lain di berbagai daerah seperti onde-onde atau kelepon, adalah salah satu warisan kuliner Nusantara yang telah ada sejak lama.

Sayangnya, sejarah pasti asal-usul klepon sulit dilacak dengan jelas. Beberapa ahli percaya bahwa klepon berasal dari Jawa, mengingat banyaknya variasi kue serupa yang ditemukan di daerah ini.

Ada teori yang menyatakan bahwa klepon mungkin telah ada sejak masa kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, seperti Mataram Kuno atau Majapahit, mengingat bahan utama klepon yaitu ketan, telah dikenal dan digunakan sejak lama di kawasan tersebut.

Di balik sederhananya, kue klepon menyimpan makna filosofis yang mendalam, khususnya bagi masyarakat Jawa.

Kue klepon terbuat dari beras ketan yang memiliki sifat kenyal dan lengket. Ketan melambangkan persaudaraan dan keakraban. Hal ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan sesama, dimana hubungan tersebut haruslah seerat dan selengket ketan.

Warna hijau dari kue klepon berasal dari daun pandan. Warna hijau dalam kepercayaan masyarakat Jawa sering diasosiasikan dengan ketenangan, kesejahteraan, dan kesuburan.

Ini adalah harapan agar orang yang mengonsumsi kue klepon mendapatkan kedamaian dan kesejahteraan dalam hidupnya.

Sedangkan inti gula merah meleleh di dalam kue klepon melambangkan kejutan atau rahasia. Dalam kehidupan, seringkali kita akan menemui kejutan-kejutan, baik itu manis maupun pahit.

Inti manis dari klepon mengajarkan kita untuk selalu berharap dan mencari sisi manis dalam setiap kejutan yang kita temui dalam perjalanan hidup.

Terakhir, parutan kelapa yang melapisi kue klepon melambangkan perlindungan. Kelapa dengan teksturnya yang kasar di luar tetapi lembut di dalam melambangkan harapan agar kita selalu dilindungi dari segala bentuk bahaya dan malapetaka.

Kue klepon, meskipun sederhana, adalah cerminan dari kekayaan budaya dan filosofi Nusantara. Seperti banyak makanan tradisional lainnya, klepon bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga sarana untuk mengingatkan, mengajarkan, dan menghubungkan kita dengan akar budaya kita.

Di era modern saat ini, di mana banyak tradisi mulai memudar, kue seperti klepon menjadi jembatan untuk mengingatkan kita pada nilai-nilai luhur yang perlu terus dijaga dan dilestarikan. (A49)

Exit mobile version