Pinter EkbisKenapa Kuliner Indonesia Sulit Bersaing di Pentas Internasional?

Kenapa Kuliner Indonesia Sulit Bersaing di Pentas Internasional?


PinterPolitik.com

Kuliner Indonesia dikenal dengan kekayaan rasanya yang otentik, kombinasi rempah-rempah, dan beragam jenis sajian yang mencerminkan keanekaragaman budaya dan geografi negeri ini. Namun, meskipun memiliki potensi yang luar biasa, kuliner Indonesia sering kali kesulitan bersaing di luar negeri. Apa saja alasan di balik hal ini?

1. Kurangnya standardisasi

Salah satu tantangan utama yang dihadapi kuliner Indonesia adalah kurangnya standardisasi dalam penyajian dan pengolahan. Dalam industri kuliner global, konsistensi rasa dan kualitas menjadi kunci keberhasilan.

Sebagai contoh, makanan cepat saji seperti burger atau pizza memiliki standar tertentu yang memudahkan konsumen mengenali rasa dan kualitasnya, tidak peduli di mana mereka membelinya. Sementara itu, kuliner Indonesia sering kali memiliki varian rasa dan penyajian yang berbeda-beda, sesuai dengan daerah atau tradisi keluarga masing-masing.

2. Kendala bahan baku

Banyak rempah-rempah dan bahan dasar kuliner Indonesia sulit ditemukan di luar negeri. Hal ini mengakibatkan restoran atau pengusaha kuliner Indonesia di luar negeri harus mengimpor bahan langsung dari Indonesia atau mencari alternatif yang kurang otentik. Kedua opsi ini menimbulkan biaya yang lebih tinggi dan tantangan dalam menjaga keaslian rasa.

3. Kurangnya promosi dan branding

Negara-negara seperti Italia, Jepang, dan Thailand telah berhasil mempromosikan kuliner mereka ke kancah internasional melalui branding yang kuat dan promosi yang intensif. Kuliner Indonesia memerlukan upaya serupa untuk memperkenalkan dan mempromosikan keunikan sajian kepada audiens global.

4. Tantangan adaptasi budaya

Setiap negara memiliki preferensi rasa dan budaya makan yang berbeda. Beberapa hidangan Indonesia yang memiliki rasa kuat atau bahan-bahan tertentu mungkin kurang diterima di beberapa negara. Hal ini memerlukan adaptasi dan modifikasi menu agar sesuai dengan selera setempat, tetapi tetap menjaga esensi dan otentisitas rasa.

Baca juga :  Trump Ancam BRICS, Prabowo Balik Kanan?

5. Persaingan dengan kuliner Asia lain

Kuliner Asia seperti sushi Jepang, dim sum Tiongkok, atau kari India telah lama mendapatkan tempat di hati konsumen internasional. Kuliner Indonesia harus bersaing dengan jenis-jenis kuliner yang sudah lebih dulu dikenal dan memiliki basis penggemar yang kuat.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, potensi kuliner Indonesia di pentas internasional tetap besar. Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, komunitas bisnis, dan para pelaku industri kuliner untuk menciptakan strategi yang efektif dalam memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan rasa kuliner Indonesia ke dunia. (A49)

Exclusive content

Latest article

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?

More article

Segitiga Besi Megawati

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?