Cabai adalah salah satu bahan masakan yang paling populer dan serbaguna di seluruh dunia. Tapi bagi para pencinta cabai sejati, ketertarikan utamanya adalah kepedasan. Kepedasan cabai biasanya diukur menggunakan skala Scoville Heat Units (SHU), yang mengukur konsentrasi senyawa kimia bernama kapsaisin. Berikut ini adalah beberapa jenis cabai terpedas di dunia:
Carolina Reaper
Cabai ini saat ini memegang rekor Guiness World Record untuk cabai terpedas di dunia, dengan skor Scoville mencapai lebih dari 2,2 juta. Dibudidayakan di Carolina Selatan, AS, oleh petani Ed Currie, Carolina Reaper adalah hasil persilangan antara Pakistani Naga dan Red Habanero.
Trinidad Moruga Scorpion
Sebelum muncul Carolina Reaper, Trinidad Moruga Scorpion adalah yang teratas dalam daftar cabai terpedas. Dengan skor Scoville mencapai sekitar 2 juta, cabai ini berasal dari distrik Moruga di Trinidad dan Tobago.
Komodo Dragon
Cabai ini berasal dari Inggris dan memiliki skor Scoville sekitar 1,4 juta. Walaupun namanya terinspirasi dari reptil raksasa asal Indonesia, cabai ini adalah sebuah produk dari program pembibitan di Inggris dan dikenal karena efek pedas yang muncul tiba-tiba.
7 Pot Douglah
Cabai ini memiliki skor Scoville antara 923,000 hingga 1,853,986 dan berasal dari Trinidad dan Tobago. Disebut “7 Pot” karena satu cabai dikatakan cukup untuk memasak tujuh pot makanan, Douglah adalah salah satu cabai paling pedas berwarna coklat.
Naga Bhut Jolokia (Ghost Pepper)
Ini adalah salah satu cabai terpedas di dunia yang berasal dari India. Dengan skor Scoville di atas 1 juta, cabai ini adalah yang pertama mencapai level pedas di atas satu juta unit Scoville dan pernah memegang rekor dunia sebelum dikalahkan oleh varietas lain.
Yang menarik dari cabai-cabai ini adalah bagaimana mereka berasal dari berbagai belahan dunia, mencerminkan kecintaan manusia terhadap kepedasan. Di banyak budaya, cabai digunakan tidak hanya sebagai bumbu, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan vitalitas.
Penting untuk dicatat bahwa konsumsi cabai super pedas ini bisa berisiko bagi kesehatan jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Selalu gunakan sarung tangan saat menangani cabai-cabai ini dan jangan pernah menyentuh mata atau bagian tubuh lain yang sensitif.
Dalam komunitas pencinta cabai, tantangan untuk mencoba cabai terpedas seringkali dianggap sebagai sebuah rite of passage atau ritual fase kedewasaan. Namun, lebih dari sekadar kepedasan, cabai juga menawarkan beragam manfaat kesehatan, termasuk sifat antioksidan dan anti-inflamasi.
Dalam beberapa dekade terakhir, kepopuleran cabai terpedas di dunia telah meroket, dengan banyak varietas baru yang terus dikembangkan. Ini adalah bentuk ekspresi dari kecintaan global terhadap kepedasan, dan pencarian untuk cabai terpedas di dunia kemungkinan besar akan terus berlanjut selama bertahun-tahun yang akan datang. (A49)