Site icon PinterPolitik.com

Hikayat Kerupuk, Gurih dan Cuan?

080039900 1640058116 shutterstock 1820787197

Rambak. (Foto: E Dewi Ambarwati/Shutterstock)

Sebentar lagi 17 Agustus. Pasti banyak lomba-lomba yang diadakan di lingkungan sekitar kita. Salah satu nya adalah lomba makan kerupuk.

Kerupuk adalah makanan ringan yang populer di berbagai negara Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Brunei.

Nah, teman-teman tahu nggak asal muasal kerupuk? Yuk, kita bahas.

Jadi kerupuk itu sudah tercatat dalam naskah Jawa Kuno sebelum abad ke10 Masehi. Salah satu kerupuk yang paling tua dan telah lama dikonsumsi adalah kerupuk rambak. Rambak terbuat dari kulit sapi atau kerbau.

Selain rambak, ada juga kerupuk aci. Kerupuk aci dibuat karena banyaknya populasi singkong di tanah Jawa pada abad ke-19. Kemudian, ada juga jenis kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk singkong, dan sebagainya.

Proses pembuatan kerupuk umumnya sederhana, seperti mencampurkan bahan-bahan, membentuk adonan menjadi bentuk-bentuk tertentu, mengeringkan adonan, dan menggoreng hingga mengembang dan renyah.

Dalam beberapa budaya, kerupuk juga memiliki makna simbolis. Misalnya, di Indonesia, kerupuk sering dihidangkan sebagai bagian dari acara-acara besar, seperti pernikahan, acara keagamaan, atau perayaan tertentu.

Dari sisi bisnis, kerupuk menjadi komoditas ekspor yang penting bagi negara-negara produsen seperti Indonesia, karena banyak diminati di negara-negara lain. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor kerupuk Indonesia mencapai 15.925,1 ton dengan nilai US$37,36 juta pada tahun 2022.

Kerupuk telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya kuliner Asia Tenggara dan menjadi salah satu makanan favorit hingga saat ini. (A92)

Exit mobile version