Pengangguran merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh berbagai negara, termasuk Tiongkok. Dampak pengangguran tidak hanya terbatas pada tingkat lokal, tetapi juga dapat memiliki konsekuensi global yang signifikan.
Terutama di negara seperti Tiongkok yang memiliki ekonomi besar dan berpengaruh, masalah pengangguran dapat berpotensi membahayakan dunia secara luas.
Dampak pengangguran di Tiongkok tidak hanya akan memengaruhi masyarakat lokal, tetapi juga berpotensi merembet ke dunia internasional.
Tiongkok adalah salah satu kontributor terbesar terhadap perdagangan internasional, sehingga penurunan daya beli dan konsumsi di dalam negeri dapat berdampak pada ekonomi global.
Permintaan terhadap barang dan jasa dari negara-negara lain bisa menurun, yang pada gilirannya dapat mengganggu rantai pasokan global dan merusak pertumbuhan ekonomi di banyak negara.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahkan menyatakan Tiongkok adalah bom waktu bagi ekonomi dunia. Biden menyatakan itu berdasarkan data yang menyebutkan angkatan kerja tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pensiun.
“Mereka menuju pengangguran tertinggi, jadi (Tiongkok) mereka miliki sejumlah masalah. Itu tidak baik karena ketika orang jahat memiliki masalah, mereka melakukan hal yang buruk,” Joe Biden, Presiden AS (10/8/2023).
Meskipun Tiongkok diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi dunia, Tiongkok sedang mengalami tantangan ekonomi secara menyeluruh.
Tantangan lain, produk domestic bruto (PDB) Tiongkok yang tumbuh lebih lambat dari perkiraan, yakni sebesar 5,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, pengangguran di China memiliki potensi bahaya yang dapat merembet ke seluruh dunia. Dampaknya tidak hanya terbatas pada ekonomi, tetapi juga dapat mempengaruhi stabilitas politik dan sosial.
Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang komprehensif dan kolaboratif diperlukan untuk mengatasi masalah ini demi menjaga stabilitas global. (S83)