Pinter EkbisCyberpunk 2077: Game yang Bangkit dari Kubur 

Cyberpunk 2077: Game yang Bangkit dari Kubur 


socioloop.co 

Video game bergenre role-playing game terbitan tahun 2020, yang bernama Cyberpunk 2077, baru saja mendapat update, sekaligus konten unduhan (DLC) yang besar. Yap, selain menyuguhkan para pemain dengan Update 2.0, yang membuat keseluruhan pengalaman bermain menjadi lebih baik, CD Projekt Red, perusahaan pengembang Cyberpunk 2077, juga merilis DLC-nya, Phantom Liberty, pada 26 September silam. 

Konten-konten tersebut menjadi sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu karena CD Projekt Red menjanjikan setidaknya akan ada lebih dari 20 jam waktu permainan tambahan di game-nya. Tentu, ini adalah kabar yang sangat menggembirakan bagi para penggemar Cyberpunk 2077. Terlebih lagi, aktor kondang, Idris Elba, juga menjadi salah satu karakter tambahan dalam DLC Phantom Liberty. Tidak heran bila rating Cyberpunk 2077 kini tinggi di semua media. 

Kalau kita melihat ke belakang, ini adalah hal yang sangat menarik. Saat ini, Cyberpunk 2077 bisa dengan bangga mengklasifikan dirinya sebagai salah satu game yang pantas untuk dimainkan. Di Metacritic, skor (metascore) mereka sekarang mencapai angka 86, padahal, ketika awal rilis skor mereka hanya sekitar 47.  

Begitu juga di Steam. Per 25 September 2023, skor Cyberpunk 2077 menunjukan nilai Very Positive, padahal, ketika 2020 silam, untuk beberapa waktu mayoritas review sempat memberikan mereka skor Mostly Negative

Menarik untuk kemudian kita pertanyakan, bagaimana Cyberpunk 2077 memperbaiki dirinya dari sebuah game yang awalnya dibenci, menjadi game yang sekarang sangat pantas untuk dinikmati? 

  1. Pengembang yang Ambisius: Perjalanan panjang Cyberpunk 2077 menjadi game yang sekarang digemari layak untuk menjadi bukti bahwa CD Projekt Red adalah studio pengembang yang sangat mendengarkan keluhan pelanggannya. Jujur saja, ketika studio tersebut merilis game The Witcher 3 (2015), keluhan pun sempat bermunculan. Tapi, dengan kesabaran dan kegigihan, The Witcher 3 berhasil merangkak menjadi salah satu game yang paling ikonik. Sifat tersebut juga sepertinya masih dipertahankan CD Projekt Red dalam memperbaiki performa Cyberpunk 2077 yang pada awalnya sangat banyak mendapatkan kritik. 
  1. Rasa Cinta pada Penggemarnya: CD Projekt Red sangat menyadari game yang mereka rilis memiliki berbagai masalah. Menariknya, alih-alih membuat para pelanggannya menunggu dan tertinggal, CD Projekt Red memberikan banyak konten gratis di hampir setiap update patch Cyberpunk 2077. Mulai dari tambahan opsi visual untuk Johny Silverhand, sampai sejumlah kendaraan dan pakaian baru. Meskipun beberapa dari kalian mungkin akan mengatakan “sudah seharusnya seperti itu,” melihat kebiasaan para pengembang game sekarang, konten-konten tambahan yang gratis adalah hal yang sangat disukai. 
  1. Kala Anime jadi Penyelamat: Pada tahun 2022 studio Netflix merilis serial anime berjudul Cyberpunk: Edgerunners. Anime tersebut merupakan kesuksesan yang sangat besar. Baru satu hari setelah rilis, anime itu berhasil membuat jumlah pemain Cyberpunk 2077 melonjak hingga satu juta pemain setiap harinya. Pada akhir September, Cyberpunk 2077 telah melampaui angka penjualan 20 juta akibat popularitas anime Edgerunners. Setelah itu, mod bertema anime mendominasi halaman Nexusmods selama berminggu-minggu. Sederhananya, Cyberpunk: Edgerunners menjadi salah satu teknik marketing game yang paling sukses dalam sejarah. 
Baca juga :  Prabowo dan Filosofi Magikarp ala Pokémon

Begitu-lah kira-kira tiga alasan kenapa sebuah game yang awalnya sangat mengecewakan bisa menjadi game yang begitu digemari oleh orang-orang pada hari ini. Kegigihan, keinginan menerima kritik, dan kejeniusan strategi marketing, menjadi kunci-kunci atas bangkitnya Cyberpunk 2077 dari “kuburan” video game. (D74) 

Exclusive content

Latest article

Soldiers and Politactical Gambit

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Haji Isam: Yury Kovalchuk-nya Prabowo?

More article

Club de Politica #18

Soldiers and Politactical Gambit

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Haji Isam: Yury Kovalchuk-nya Prabowo?