Pinter EkbisCerita Konflik Bisnis ala Indomie-Mie Gaga

Cerita Konflik Bisnis ala Indomie-Mie Gaga

Cerita konflik bisnis di balik Indomie dan Mie Gaga menjadi buah bibir di media sosial (medsos). Bagaimana kisah konflik seperti ini sering terjadi di dunia bisnis?


PinterEkbis

“Ini bisa dikatakan sebuah kisah kelam perjalanan dari suksesnya Indomie” – Kamar JERI, YouTuber

Mi instan telah menjadi salah satu makanan pokok yang disukai oleh banyak orang – bahkan tidak hanya di Indonesia. Bagaimana tidak? Mi instan menjadi solusi tercapat untuk menyiapkan hidangan yang lezat dan sedap.

Namun, namanya bisnis, mi instan pun merupakan industri yang memiliki persaingan cukup ketat. Pasar mi instan yang didominasi oleh Indomie kini mendapatkan penantang baru, yakni Mie Gaga.

Indomie dan Mie Gaga sendiri memiliki sejarah yang saling terkait, yakni Djajadi Djaja yang terlibat dalam pendirian dua perusahaan mi instan ini. Kisah konflik bisnis antara Djajadi dengan Salim Group ini akhirnya menjadi buah bibir dan viral di media sosial (medsos).

Djajadi merupakan salah satu pendiri PT Sanmaru Food Manufacturing yang nantinya pada tahun 1972 memperkenalkan produk Indomie. Kepemilikan Indomie akhirnya berpindah ke PT Indofood Eterna – yang mana merupakan kerja sama Djajadi bersama Salim Group.

Namun, masalah keuangan menimpa perusahaan itu pada tahun 1993. Konflik pun disebut terjadi di antara para pemilik Indofood. Djajadi dkk yang memiliki saham besar akhirnya tersingkir dari Indofood – yang mana kepemilikan Indomie bergeser sepenuhnya menjadi milik Salim Group. 

Kini, Djajadi Djaja kembali bersaing dalam industri mi instan dengan merek barunya, Mie Gaga. Mie Gaga sendiri telah diproduksi sejak Mei 1993 di bawah PT Jakarana Tama.

Kisah konflik bisnis yang berujung perpecahan dalam kemitraan ini sebenarnya sering terjadi lho. Berikut kisah-kisah konflik kemitraan bisnis yang terjadi di bisnis-bisnis ternama:


1.  McDonald’s

McDonald’s bisa dibilang merupakan perusahaan rantai makanan cepat saji yang paling populer di dunia. Restoran asal Amerika Serikat (AS) ini kini bisa ditemukan di berbagai negara – mulai dari Britania (Inggris) Raya hingga Indonesia.

Namun, restoran cepat saji ini memiliki sejarah konflik bisnis yang panas di baliknya. Mungkin, kisah konflik dan pengkhianatan bisnis ini tidaklah asing lagi bagi mereka yang sudah menonton film The Founder (2016).

Didirikan oleh Richard dan Maurice McDonald pada tahun 1940, McDonald’s akhirnya masuk ke industri franchise pada tahun 1960-an atas bantuan pebisnis bernama Ray Kroc. Namun, disertai konflik dengan McDonald bersaudar, Kroc pada 1961 membeli seluruh saham McDonald’s dan mulai berekspansi ke seluruh dunia.


2. Facebook (sekarang Meta)

Perusahaan medsos besar ini pada mulanya didirikan oleh Mark Zuckeberg, Eduardo Saverin, dan sejumlah founder lainnya pada tahun 2004. Facebook akhirnya bisa menjadi perusahaan teknologi besar di Sillicon Valley, AS.

Namun, Saverin dan Zuckeberg mulai berbeda pandangan. Saverin pun mulai tidak memberikan fokus lebih untuk Facebook. Saham yang awalnya sebesar 34 persen milik Saverin akhirnya terus diperkecil.

Pada akhirnya, title Saverin sebagai co-founder dicabut. Saverin akhirnya menempuh jalur hukum untuk merebut kembali sahamnya sebesar 5 persen di Facebook.


3. The Beatles

The Beatles memang awalnya merupakan sebuah grup band. Namun, dengan lagunya yang begitu lagu, nama band ini akhirnya menjadi komoditas bisnis yang begitu menguntungkan.

Awal konflik bermula dari perbedaan perusahaan manajemen yang mengelola masing-masing anggota band. Perbedaan perusahan manajemen ini akhirnya berujung ke konflik hukum.

Pada tahun 1970, Paul McCartney menuntut John Lennon, George Harrison, dan Ringo Starr. Beberapa tahun kemudian, Lennon, Harrison, dan Starr juga ikut menuntut perusahaan manajemen mereka.


4. Holycow!

Restoran steak bernama Holycow! mulai menyajikan steak di Radio Dalam, Jakarta Selatan (Jaksel), DKI Jakarta, pada tahun 2010. Dengan steak wagyu-nya yang terjangkau, Holycow! akhirnya menjadi populer.

Rumah makan yang didirikan oleh pasangan suami dan istri, Afit Dwi Putranto dan Lucy Wiryono, bersama Wanda dan Wynda akhirnya harus pecah kongsi pada tahun 2012. Alhasil, harus ada dua jenis Holycow! dengan nama yang mirip.

Afit dan Lucy memilih nama “Holycow! Steakhouse by Chef Afit”. Sementara, Wanda dan Wynda memilih nama “Steak Hotel by Holycow!”. Perbedaan nama inipun disebut sah di mata hukum.


5. Clark & Rockefeller

Pada tahun 1859, sebuah perusahaan minyak bernama Clark & Rockefeller didirikan di AS oleh dua orang yang hidup bertetangga, John D. Rockefeller dan Maurice B. Clark. Perusahaan minyak ini terus berkembang di tengah Perang Sipil yang membara di negeri Paman Sam itu.

Namun, akibat perbedaan pandangan yang terus tumbuh, Rockefeller memutuskan untuk membeli seluruh kepemilikan perusahaan tersebut. Pada tahun 1865, Rockefeller mendirikan perusahaan minyak dengan nama Rockefeller & Andrews.


Well, layaknya hubungan lainnya – seperti asmara atau pertemanan, kemitraan bisnis pun bisa saja hancur karena perbedaan pendapat atau hilangnya kepercayaan. Mungkin, ada baiknya sejumlah cara dan instrumen – seperti perjanjian – perlu dipersiapkan bila ingin bekerja sama membangun bisnis dalam suatu kemitraan. (A43)


Exclusive content

Latest article

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?

More article

Segitiga Besi Megawati

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?