Pinter EkbisCashless, Budaya yang Tren di Gen Z

Cashless, Budaya yang Tren di Gen Z


socioloop.co

Generasi Z, yang umumnya terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah mengalami perubahan drastis dalam cara mereka berhubungan dengan uang dan melakukan transaksi keuangan.

Mereka dikenal dengan budaya cashless, di mana pembayaran dan transaksi keuangan dilakukan secara elektronik melalui kartu kredit, dompet digital, atau aplikasi perbankan daring.

Ini adalah tren yang memengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan uang, berbelanja, dan mengelola keuangan mereka.

Penting untuk memahami mengapa Generasi Z lebih suka budaya cashless. Salah satu alasan utamanya adalah kenyamanan.

Generasi Z tumbuh dengan teknologi di ujung jari mereka, sehingga mereka terbiasa dengan berbagai aplikasi dan perangkat elektronik.

Mereka merasa lebih mudah dan cepat untuk melakukan pembayaran melalui ponsel cerdas daripada mengeluarkan uang tunai atau bahkan menggunakan kartu kredit fisik.

Selain itu, keamanan adalah faktor penting dalam budaya cashless Generasi Z. Mereka cenderung lebih percaya pada teknologi enkripsi dan otorisasi ganda daripada uang tunai yang dapat dicuri atau kartu kredit yang dapat disalahgunakan.

Dengan menggunakan teknologi biometrik atau kode PIN pribadi, mereka merasa lebih aman dalam bertransaksi secara digital.

Sementara itu, budaya cashless juga memengaruhi cara Generasi Z mengelola anggaran mereka.

Dengan aplikasi perbankan digital yang menyediakan pemantauan real-time atas pengeluaran mereka, mereka lebih sadar akan uang yang mereka keluarkan dan lebih mungkin untuk merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik.

Ini juga berdampak positif pada literasi keuangan mereka, membantu mereka memahami pentingnya pengelolaan uang yang bijak.

Namun, ada beberapa tantangan yang muncul dengan budaya cashless ini. Salah satunya adalah risiko kehilangan privasi.

Dengan setiap transaksi yang dicatat secara digital, ada potensi untuk pelacakan yang lebih besar terhadap perilaku keuangan individu.

Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk memahami dan mengelola privasi mereka secara bijak.

Selain itu, ada risiko kecanduan penggunaan teknologi dalam budaya cashless ini. Generasi Z dapat menjadi sangat tergantung pada ponsel cerdas dan dompet digital mereka, sehingga kurang berinteraksi dengan dunia nyata.

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan keseimbangan yang sehat antara dunia digital dan kehidupan nyata.

Secara keseluruhan, budaya cashless di kalangan Generasi Z adalah refleksi dari perubahan sosial dan teknologi yang terus berkembang.

Mereka menerima teknologi ini dengan tangan terbuka karena kenyamanan dan keamanan yang ditawarkannya.

Namun, penting untuk terus mempromosikan literasi keuangan dan privasi digital dalam budaya cashless ini agar Generasi Z dapat mengelola keuangan mereka dengan bijak sambil tetap menjaga privasi mereka. (S83)

Exclusive content

Latest article

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?

More article

Segitiga Besi Megawati

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

PKS Di Sana Bingung, Di Sini Bingung

Pilkada DPRD Prabowo, Buzzer Punah?