“Bulet bulet bolong tengahe. Namanya kue donat.” – Joshua S., “Donat” (1999)
Kutipan di atas adalah sepenggal lirik lagu “Donat” yang dinyanyikan oleh Joshua Suherman yang dirilis tahun 1999. Mungkin, bagi kita-kita yang lahir di tahun 90-an, lagu ini tidaklah terdengar asing. Namun, kali ini, kita bukan mau bahas lagunya, melainkan kue yang disebutkan dalam lagu itu, yakni donat.
Sejak muncul kali pertama pada tahun 1809, donat kini semakin beragam variannya. Keragaman tersebut terlihat dari bentuk dan varian topping donat yang semakin bervariasi.
Dulunya, donat adalah kudapan rumahan. Namun, seiring berjalannya waktu, orang mulai memproduksi donat. Bahkan, mereka telah membuka toko dan memberikan merek untuk donat produksinya.
Di Indonesia sendiri, donat cukup digemari. Selain untuk mengganjal perut di kala lapar, donat bisa kita santap pada saat sarapan. Cukup praktis bukan?
Saat ini, terdapat tiga merek donat terkenal yang ada di Indonesia, yaitu J.CO Donuts, Dunkin’ Donuts, dan Krispy Kreme. Pasti kalian sudah pernah mencobanya, bukan?
Hmm, bagaimana sih perjalanan merek-merek ini dalam menjual donat mereka? Kemudian, apa yang membedakan donat-donat yang dijual oleh setiap merek ini?
J.CO Donuts
J.CO Donuts memasuki pasar Indonesia pada tahun 2005. Brand donat asal Indonesia ini lahir di tengah gempuran donat-donat Amerika seperti Dunkin’ Donuts dan Krispy Kreme. Pendiri J.CO, Johnny Andrean, mengaku terinspirasi oleh donat-donat Amerika saat berkelana ke negeri Paman Sam.
Namun, ada perbedaan karakteristik donat yang bertolak belakang dengan donat-donat Amerika. Sebagai referensi, donat biasanya memiliki tekstur yang padat dan keras.
Namun, donat J.CO cenderung light dan airy – memberikan sensasi makan yang ringan dan menyenangkan. Ini bertolak belakang dengan Dunkin’ Donuts dan Krispy Kreme yang memiliki tekstur lebih padat dan berat.
Salah satu varian JCO Donuts yang paling banyak digemari adalah Al-Capone. Topping donat ini menggunakan kacang almond yang tidak dihaluskan.
Dunkin’ Donuts
Sebelum menjadi Dunkin’ Donuts, di tahun 1948 sang pendiri, William Rosenberg, menamai kedai kopi dan rotinya itu dengan nama Open Kettle. Barulah, di tahun 1950, ia mengubah nama kedainya menjadi Dunkin’ Donuts, yang berlokasi di Quincy, Massachusetts, Amerika Serikat (AS).
Karena berkembang begitu pesat, lima tahun kemudian Dunkin Donuts mendirikan waralaba pertamanya. Bahkan di kisaran tahun 1960-an, Dunkin’ Donuts telah memiliki 100 gerai.
Puncak perkembangannya adalah pada saat Dunkin’ Donuts meluncurkan menu andalannya di tahun 1972, yakni Munchkins, donat bulat utuh yang di dalamnya berisi selai.
Dunkin’ Donuts pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1985, dengan gerai pertama didirikan di Jl. Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Dunkin’ Donuts memiliki tekstur yang tebal dan padat berisi. Jadi, untuk para pecinta donat cukup makan dua hingga tiga donat, udah bikin kenyang banget. Bagi para pecinta donat yang tebal, berisi, dan langsung bikin kenyang, Dunkin’ Donuts adalah pilihan yang tepat.
Krispy Kreme
Krispy Kreme adalah toko donat asal AS. Berdiri sejak tahun 1937, pendirinya adalah Vernon Carver Rudolf yang kala itu membawa resep rahasia donat ragi dari koki Prancis yang berada di New Orleans, AS.
Krispy Kreme masuk ke Indonesia pada tahun 2006 di bawah naungan PT Mitra Adi Perkasa (MAP). Terkenal dengan original glazed doughnut-nya (donat lapis gula), Krispy Kreme mempunyai varian rasa yang sangat banyak dan, terkadang, setiap season tertentu menjual donat dengan gambar karakter yang lucu-lucu.
Dari ketiga merek donat terkenal di Indonesia, mereka juga menyajikan aneka menu minuman, kopi, dan teh. J.CO Donuts mempunyai tambahan menu yoghurt dengan topping, sedangkan Dunkin Donuts mempunyai tambahan menu roti sandwich.
Kesuksesan J.CO Donuts dalam memperkenalkan donat dengan tekstur yang lebih ringan dan lembut mendorong Dunkin’ Donuts dan Krispy Kreme untuk beradaptasi dengan selera pasar. Keduanya pun berubah haluan – mengikuti jejak J.CO dalam menciptakan donat yang ringan dan lembut.
Ini menunjukkan bahwa selera pasar bisa dibentuk dan diciptakan. J.CO Donuts berhasil menggabungkan inspirasi dari Amerika dan adaptasi terhadap selera pasar Asia. (A49)