Seseorang yang ingin membeli produk kosmetik biasanya mencoba dulu produk tester. Beberapa brand makeup memang memajang display khusus yang berisi warna-warni produk sampel yang biasanya disesuaikan dengan tone warna kulit.
Di satu sisi, Anda perlu tahu makeup tersebut cocok atau nggak, sih di kulit? Apalagi jika harga kosmetiknya mahal. Sementara di sisi lain, kosmetik yang dipajang sudah dipakai banyak orang. Hal tersebut patut diwaspadai karena bisa jadi medium yang menyebar penyakit.
Sebenarnya, kosmetik yang suddah uji lolos BPOM tergolong aman. Apalagi, jika Anda memakainya dalam keadaan baru dan bersegel baik dari toko resminya. Kosmetik harus disimpan dengan tepat agar tetap higienis di dalam wadah.
Sementara pada tester makeup yang banyak dipakai secara bergantian, resikonya lebih besar. Seperti adanya kontaminasi bakteri, kuman, virus dan mikroba berbahaya lainnya dari satu orang ke orang lain.
Produk-produk makeup memang tidak memiliki bahan pengawet tersendiri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau virus.
Namun, jika produk tersebut bercampur dengan virus yang tidak steril, maka makeup tersebut akan terkontaminasi sehingga menjadi proses perpindahan bakteri.
Pada tester kosmetik yang kotor dan terkontaminasi bakteri. Minimalnya bisa menjadi penyebab penularan virus, jamur, dan bakteri.
Mulai dari yang ringan seperti Propionibacterium acnes (penyebab jerawat), hingga virus herpes simpleks (penyebab herpes mulut).
Hal tersebut bisa kita cegah dengan hindari menggunakan tester makeup secara langsung. Usahakan dengan menggunakan cotton bud untuk mencoba makeup.
Produk-produk untuk mata, bibir, dan hidung adalah bagian yang rentan terinfeksi. selalu berhati-hatilah menggunakan produk kosmetik pada bagian tubuh tersebut. (R94)