Memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi jelas merupakan modal berharga Ganjar di Pilpres 2024. Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Februari lalu menempatkan elektabilitas Ganjar sebesar 15,4 persen, hanya kalah dari Prabowo Subianto di posisi pertama.
Pilpres 2024 memang menjadi pertarungan bebas. Namun, Ganjar tampaknya tengah berada di posisi dilematis. Betapa tidak, kendati elektabilitasnya tinggi dalam berbagai survei, PDIP disebut-sebut tidak menjadikannya sebagai opsi utama untuk diusung di Pilpres 2024.
Jika benar masalah utama Ganjar ada pada restu Megawati, apakah itu menjadi penegasan atas tesis bahwa PDIP telah berubah menjadi partai “trah Megawati”? Lalu persoalan apa yang sekiranya membuat Ganjar sulit mendapat restu dari Presiden ke-5 RI tersebut?