Pada tahun 1920, ahli geologi dari Swiss bernama François de Loys menemukan sebuah temuan revolusioner. Ceritanya, ketika berekspedisi di Venezuela, ia bertemu dengan seekor monyet yang sangat aneh. Monyet tersebut berukuran besar. Bentuk dan ukurannya menyerupai manusia, monyet tersebut tidak memiliki ekor, dan mampu gunakan alat untuk menyerang manusia. Setelah ditangkap dan difoto, teman antropologis de Loys yang bernama George Montandon, menilai bahwa monyet ini merupakan salah satu missing link yang menghubungkan antara manusia dan nenek moyang primatanya. Meski sekarang temuan itu dianggap sebagai hoax, pada zamannya, banyak yang percaya bahwa temuan de Loys telah membuktikan bahwa evolusi homo sapiens ternyata berbeda di tiap daerah di dunia. Ya, intinya sih hoax tersebut jadi akar perdebatan rasisme di Eropa. Pasalnya, gara-gara de Loys, sebagian orang Eropa percaya bahwa mungkin yang membuat peradaban mereka “lebih maju” dibanding peradaban lain adalah karena mereka memiliki nenek moyang yang superior. Well, walau sekarang udah gak ada yang percaya ide rasis ini, kita gak bisa pungkiri bahwa peradaban Barat, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, memang kini mendominasi dunia. Lantas, kenapa ya peradaban Barat bisa lebih maju? Apakah memang karena persoalan ras atau ada faktor lain?
https://www.youtube.com/watch?v=0CYzY9vJMZA Kalo ngomongin soal harga minyak, pasti yang pertama terlintas di pikiran banyak orang adalah harga yang mahal – apalagi setelah kebijakan peningkatan harganya dibuat...
Ali Moertopo merupakan salah satu tokoh legendaris dalam badan intelijen negara Indonesia. Sosok yang berperan besar dari kelanggengan kekuasaan Pak Harto sejak 1966. Lalu, seperti apa sejarah hidup Ali Moertopo yang berperan sangat penting dalam menyangga stabilitas politik Orde Baru ? Get your coffe
Masyarakat Indonesia kini dihebohkan dengan adanya penyebaran penyakit paru-paru yang bermula di Tiongkok. Bagaimana tidak? Kabarnya, penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini telah...