Peneliti di Institut Pelacakan dan Telekomunikasi Beijing, yang merupakan bagian dari Pasukan Dukungan Strategis Militer Tiongkok mengusulkan bahwa Tiongkok harus mengembangkan satelit mata-matanya sendiri. Hal itu bertujuan untuk mengintai dan dapat mengantisipasi konfrontasi dengan Starlink, satelit milik pengusaha Amerika Serikat (AS) Elon Musk.
Jaringan satelit Starlink dinilai berpotensi jadi ancaman bagi keamanan nasional dan militer Tiongkok sehingga perlu dikembangkan tindakan pencegahan untuk mengawasi, menonaktifkan, atau bahkan menghancurkannya. Starlink secara dramatis dapat meningkatkan kecepatan transmisi data drone AS dan jet tempur siluman, melacak rudal hipersonik, dan bahkan menabrak dan menghancurkan satelit milik Tiongkok. Diketahui Starlink juga telah digunakan untuk keperluan militer dalam konflik Rusia-Ukraina.