Pengamat menyoroti relasi antara standar kecantikan dengan pola konsumerisme. Kulit putih dan standar kecantikan mampu memberikan efek manipulasi psikologis pada industri kecantikan. Selain itu, adanya standar kecantikan pada pekerjaan tertentu mampu meningkatkan kesenjangan gender. Jika menilik lebih jauh dari zaman ke zaman, standar kecantikan mampu mendorong konsumerisme dimana perempuan terus menerus dituntut agar mampu memenuhi standar ideal tersebut. Misalnya saja, pada abad ke-18 hingga 19 perempuan dituntut memiliki badan berbentuk “hour glass” untuk menunjukkan kesan feminin. Adapun, pada tahun 1950-an hingga sekarang high heals menjadi simbol feminin perempuan.