Dalam pertemuannya dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan turut menawarkan kemungkinan kerja sama untuk energi nuklir. Mantan agen Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) Uni Soviet tersebut menyodorkan kesempatan kerja sama dengan perusahaan energi nuklir milik negara yang bernama Rosatom.
Namun, terlepas dari intensi untuk penggunaan nuklir untuk tujuan damai, wacana ini tetap menjadi isu yang sensitif – mengingat energi nuklir bisa digunakan untuk mengembangkan senjata pemusnah massal. Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengingatkan agar menolak tawaran tersebut bila energi nuklir itu nantinya dikembangkan untuk menumbuhkan tujuan-tujuan non-damai.