Pakar ilmu komunikasi dari Northern State University, Nuurrianti Jalli, mewanti-wanti penyalahgunaan aplikasi TikTok menyambut Pemilu 2024. Sesuai dengan penelitian yang ia kutip, TikTok terbukti memfasilitasi tersebarnya ujaran kebencian dan disinformasi di dunia maya.
Hal ini kata Nuurrianti sudah mulai terjadi. Beberapa waktu lalu, contohnya, kabar hoaks eks-Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapatkan nama baptis dari Gereja sempat populer di TikTok.
Mengingat upaya moderasi konten yang terkadang tidak berjalan efektif, wajar bila kita semua mempertimbangkan, apakah TikTok perlu dibatasi lebih keras dalam pemilu nanti?