Hubungan PDIP dengan Partai Gerindra terlihat mulai memanas. Belakangan, elite kedua partai terlihat saling menyentil secara terbuka.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (18/7), misalnya, ketika memuji Andika Perkasa, menyebut mantan Panglima TNI itu tidak pernah membeli pesawat bekas.
Banyak pihak menyebut pernyataan itu ditujukan ke Prabowo Subianto yang mendapat kritik karena membeli 12 pesawat jet tempur 2000-5 dari Qatar.
Kemudian, ada politisi PDIP Adian Napitupulu (30/7) menegaskan untuk tidak memilih mereka yang punya rekam jejak pelanggar HAM.
Sekali lagi, pernyataan itu dinilai ditujukan kepada Prabowo karena kuatnya isu HAM masa lalu terhadap Prabowo.
Baru-baru ini, Wakil Ketua DPP Gerindra Hashim Djojohadikusumo (10/8) memberi penegasan bahwa Prabowo bukanlah petugas partai. Hashim juga menegaskan bahwa tidak ada yang disebut sebagai petugas partai di Gerindra.
Pernyataan itu dinilai menyasar PDIP karena lekatnya penyematan “petugas partai” di partai banteng moncong putih.
Apalagi, ketika Ganjar Pranowo dideklarasikan sebagai bacapres PDIP, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga terang-terangan menyebut Ganjar sebagai petugas partai.