Pada 34 tahun lalu, tepatnya pada Februari 1989, Uni Soviet memutuskan untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Uni Soviet sendiri pada mulanya mengirim pasukan ke negara yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah tersebut pada tahun 1979 – ketika pemerintahan sosialis Afghanistan mulai mendekat ke Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, kelompok-kelompok Sunni – yakni Mujahidin – yang mulai terganggu dengan struktur sosialis-komunis juga melakukan perlawanan, termasuk terhadap pasukan Soviet. Perang di Afghanistan ini pun menjadi perang proxy antara AS dan Soviet.
Indonesia yang kala itu di bawah pemerintahan Soeharto akhirnya memutuskan membantu Mujahidin dengan menjalankan operasi rahasia bernama Babut Mabur – dengan mengirimkan bantuan logistik berupa senjata dan obat-obatan.
Kesepakatan bantuan ini dimulai dari pertemuan Jenderal Leonardus Benjamin “Benny” Moerdani dan Marsekal Muda Teddy Rusdy dengan intelijen Pakistan – merupakan sekutu AS kala itu – di Islamabad pada Februari 1981. Agar tidak diketahui asalnya, nomor seri senjata-senjata itupun dihapus sebelum dikirim pada Juni 1981.