Beberapa waktu lalu, bukan hanya Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mewanti-wanti akan kenaikan harga mi instan yang ekstrem – hingga tiga kali lipat. SYL menyebutkan bahwa konflik Rusia-Ukraina membuat suplai gandum menurun.
Namun, pernyataan SYL ini langsung dibantah oleh sejumlah pihak. Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Fransiscus Welirang, misalnya, menyebutkan bahwa prediksi Mentan terlalu berlebihan. Tidak hanya Franki, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan juga menyebutkan bahwa harga tidak akan naik tiga kali lipat dengan suplai gandum yang meningkat dari berbagai negara lain, seperti Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada.