Sandiaga Uno dan Erick Thohir tampaknya tengah melakukan persaingan menarik untuk mendongkrak elektabilitasnya.
Dengan posisinya sebagai Menparekraf, Sandi berusaha untuk menambah hari konser Coldplay yang sangat digemari.
Di ring sebelah, dengan posisinya sebagai Ketua Umum PSSI, Erick berhasil membuat Timnas Indonesia berlaga melawan Timnas Argentina.
Terkhusus Erick, sang Menteri BUMN tampaknya terus tancap gas. Setelah gagal sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Erick berhasil melobi FIFA untuk menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17.
Namun, keberhasilan lobi itu tengah menuai perdebatan politik. Ini soal digunakan atau tidaknya Jakarta International Stadium (JIS) sebagai venue pesta olahraga tersebut.
JIS yang digadang-gadang berstandar internasional disebut tidak memenuhi standar FIFA, sehingga perlu direnovasi.
Menurut berbagai pihak, renovasi JIS memiliki muatan politik yang kental. Banyak yang mengaitkannya dengan JIS yang merupakan pembangunan warisan Anies Baswedan.
Kasusnya mirip seperti Formula E yang banyak dikritik, namun diteruskan setelah Anies purnatugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Menariknya, terlepas dari perdebatan yang ada, jika diperhatikan saksama, polemik JIS justru menguntungkan Anies secara politik.
Ya, secara tidak langsung nama Anies menjadi diperbincangkan oleh berbagai kalangan.
Baca selengkapnya artikel “Lobi Erick Justru Untungkan Anies?” di website PinterPolitik.com