Keinginan Partai Golkar untuk mengusung Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 sepertinya sangat berat. Di koalisi Gerindra-PKB, PKB dengan terbuka menolak Airlangga sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Menjadi cawapres Ganjar Pranowo juga sulit karena idealnya Ganjar butuh cawapres yang kuat di Jawa Timur atau Nahdlatul Ulama (NU). Ke poros Anies juga cukup berat karena Golkar dapat berkonflik jika berlabuh ke Koalisi Perubahan.
Jika benar-benar ingin maju, Airlangga perlu membuat poros baru. Belakangan ini beredar wacana untuk menduetkan Airlangga dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas).
Duet itu dapat terwujud karena Golkar plus PAN sudah memenuhi ambang batas 115 kursi DPR. Namun, duet itu sepertinya sulit terjadi setelah PAN terlihat semakin dekat untuk mendukung Ganjar.