Paska serangan yang dilakukan ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia telah dijatuhi sejumlah sanksi ekonomo dari negara-negara Barat. Menariknya, meski ekspor sempat terganggu, mata uang rubel Rusia saat ini tercatat menguat terhadap dolar setinggi 40% semenjak Januari lalu. Tatiana Orlova, pengamat ekonomi dari Oxford menilai penyebabnya adalah karena masih banyak perusahaan dan negara di dunia yang tidak bisa melepas ketergantungan migas Rusia, meski saat ini Rusia menegaskan transaksi migas harus menggunakan rubel.