HomeNalar PolitikWomen’s March, 8 Tuntutan Perempuan & LGBT

Women’s March, 8 Tuntutan Perempuan & LGBT

Menyambut Hari Perempuan Dunia, 8 Maret mendatang, 33 lembaga peduli perempuan dan LGBT akan menyelenggarakan acara Women March, pada Sabtu (4/3). Pada acara itu, mereka akan membacakan 8 tuntutan di depan Istana Presiden.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Hari Perempuan Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Maret. Di hari itu, para aktivis dan peduli perempuan di seluruh dunia biasanya merayakan dengan melakukan aksi jalan kaki. Tahun ini, 33 lembaga perempuan peduli LGBT di Indonesia juga akan melaksanakan aksi jalan kaki dari depan Sarinah di Jalan Thamrin, menuju Istana Negara di Jalan Medan Merdeka, Sabtu, 4 Februari mendatang.

Selain aksi jalan kaki, acara ini akan diisi dengan orasi yang menyerukan 8 tuntutan dari 33 lembaga yang tergabung dalam Women’s March tersebut. Tuntutan-tuntutan itu antara lain: menuntut pemerintah untuk membangun kembali masyarakat yang toleran dan menghormati keragaman, membangun insfrastruktur hukum dan kebijakan yang pro-keadilan jender, perencanaan program dan mengalokasikan anggaran yang pro perempuan, memperhatikan lingkungan hidup dan perubahan iklim, kebijakan dan pelayanan publik yang pro-perempuan dan pro-transgender, memperhatikan hak politik perempuan, pemenuhan HAM, dan kebijakan internasional kepada hak-hak perempuan.

“Kami sengaja menyelenggarakan acara Women’s March pada hari Sabtu tanggal 4, agar para karyawan bisa ikut merayakannya, karena hampir 80 persen perempuan yang menjadi peserta umumnya pekerja. Massa dari 33 lembaga yang akan ikut serta diperkirakan mencapai 400 orang, itu belum termasuk masyarakat umum,” terang Ketua Women’s March Jakarta Olin Monteiro dalam konferensi pers Women’s March yang berlangsung di Ke:kini, Cikini, Jakarta, Kamis (2/3).

Terkait adanya isu Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang ikut disuarakan diacara Women’s March, Kanza Vina dari Perwakilan Swara mengatakan kalau perempuan yang diperjuangkan bukan hanya perempuan yang terlahir memiliki vagina, namun juga mereka yang mengidentifikasikan dirinya sebagai perempuan.

Baca juga :  Hype Besar Kabinet Prabowo

Tingkat kekerasan yang dialami waria sangat tinggi, lanjutnya. Ketika mereka mendapat kekerasan di jalanan, jarang sekali kasusnya diselesaikan secara baik karena ada stigma di antara penegak hukum. Ada waria yang dibunuh tapi polisi tidak berusaha mencari pelakunya secara maksimal. “Kenapa teman trans ada di sini, karena kami ingin mengingatkan kembali bahwa isu perempuan juga berkaitan dengan isu transpuan. Sedangkan negara terlihat tidak berpihak kepada transpuan,” tegas Kanza. (R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...