HomeDuniaWaspada Sebaran ISIS Dari Filipina

Waspada Sebaran ISIS Dari Filipina

Efek bentrokan militer Filipina dengan kelompok ekstrimis ISIS di Marawi, dapat berimbas pada kemungkinan anggota ISIS yang berlindung di Indonesia. Wiranto pun secara tegas meminta semua pihak mengantisipasinya.


PinterPolitik.com

“Anda bisa katakan, ISIS sudah berada di sini.”

[dropcap size=big]P[/dropcap]residen Filipina Rodrigo Duterte menyatakannya dengan tegas, saat menetapkan darurat militer di Pulau Mindanao. Sejak Selasa (23/5) terjadi bentrokan sengit di salah satu kotanya, Marawi, antara Tentara Filipina dengan kelompok militan Maute yang terkait dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Dalam baku tembak itu, kota berpenduduk 200 ribu jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, ratusan tentara dan penduduk dilaporkan tewas.

Militan Maute dilaporkan mengambil alih sejumlah gedung dan membakar gereja, sekolah, serta rumah tahanan setempat. Kelompok yang melakukan pun bukan hanya pemberontak asal Filipina saja, tapi juga milisi-milisi asing yang berniat mendirikan provinsi ISIS di Mindanao. “Mereka ingin menjadikan Mindanao bagian dari kekhalifahan,” kata Jose Calida dari Biro Keadilan di Kementerian Kehakiman Filipina, Jumat (26/5).

Menyikapi pertempuran di negara tetangga ini, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto mengatakan kalau ada indikasi bahwa Marawi dijadikan lokasi konvergensi ISIS. “Mereka melakukan konvergensi, mengundang para warga negara yang ingin direkrut (baiat) menjadi anggota ISIS (di Marawi),” jelasnya di Kantor Kemenko Polhukam, di hari yang sama.

Wiranto menjelaskan, Marawi dianggap sebagai basis operasi baru yang strategis oleh ISIS sejak mereka mulai dipukul mundur di Suriah. Oleh karena itu, untuk kawasan Asia Tenggara, Mindanao dijadikan pusat penggalangan kekuatan. ISIS pun tidak membatasi perekrutan pada warga negara tertentu, tapi membuka lebar perekrutan di Marawi sehingga warga dari Indonesia, Australia, Rusia, hingga Tiongkok, yang tertarik menjadi anggota ISIS, berkumpul di sana (konvergensi).

“Semua diundang bergabung untuk dilatih bersama, perang bersama, dengan ideologi yang sama. Tatkala basis mereka dihancurkan, mereka melakukan divergensi, menyebar kombatan mereka ke negara asal untuk membangun basis baru,” terang Wiranto. Untuk mengatasinya, ia telah bekerjasama dengan Australia untuk melawan rencana tersebut. “Kami juga mengajak Selandia Baru dan Brunei untuk sama-sama fokus menanggulangi teroris yang berbasis di Filipina Selatan.”

Baca juga :  Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dukungan Bagi Filipina

“Kami mendukung sepenuhnya upaya Filipina untuk terus menggempur ISIS sebelum mereka menjadi semakin besar.”

Tekad Wiranto untuk mendukung upaya Filipina melawan ISIS, kembali disampaikan Minggu (28/5). Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada menghadapi persoalan ini, “Sudah kita waspadai, jadi jangan terlalu khawatir kalau masalah itu. Kita juga sudah punya komitmen dengan pemerintah Filipina untuk masalah kerjasama,” katanya.

Kerjasama tersebut berupa patroli Maritim dan memperkuat patroli-patroli di wilayah perbatasan. “Tujuannya untuk menjaga, jangan sampai ada kelolosan dari daerah Filipina ke Indonesia,” tambah Wiranto. Selain itu, ia juga telah berkomunikasi dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Sehingga, saat ini Indonesia telah siap siaga mengantisipasi kemungkinan ISIS masuk ke Indonesia.

“Saya tadi sudah menanyakan ke Panglima TNI. Mereka menyatakan bahwa mereka juga sudah memperkuat posisi itu. Sehingga tidak ada kelolosan dari Filipina ke Indonesia,” lanjutnya lagi. Wiranto juga telah melakukan berbagai upaya untuk bekerjasama dengan Arab Saudi dan Rusia dalam memperkuat pemberantasan terorisme.

Kan saya baru pulang dari Riyadh, Arab Saudi dan Rusia ya. Di kedua negara itu, saya berbicara atas nama Indonesia. Kebetulan, kita melakukan kerjasama yang mempererat dan memperkuat dalam melawan terorisme. Sekali lagi, terorisme sudah kita anggap sebagai musuh bersama. Di semua negara mengatakan teroris musuh bersama,” jelasnya.

Oleh karena itu, Wiranto menyebut kerjasama menjadi poin yang amat penting. Karena melalui kerjasama, maka upaya tukar menukar informasi dan pemahaman menangani terorisme bisa menjadi lebih baik. “Dan tidak hanya itu, kita juga bekerjasama untuk memotong jalur-jalur distrik mereka. Bahkan, sekarang ini sudah kita sepakati bank data untuk terorisme seluruh dunia. Sehingga nanti akan ada suatu peta anatomi terorisme di dunia ini seperti apa dan mempermudah untuk membasmi mereka.”

Milisi ISIS Indonesia Bergabung

“Apa yang terjadi di Mindanao bukan lagi pemberontakan oleh warga Filipina. Peristiwa itu sudah berubah menjadi invasi orang-orang asing.”

Sekali lagi, Jase Calida menyatakan kalau perang mereka kali ini bukan hanya perang warga Filipina semata. Menurutnya, diantara militan tersebut juga terdapat warga Malaysia, Indonesia, dan Singapura, serta orang asing lainnya yang bergabung dengan kelompok Maute yang menyerang kota Marawi. Sementara itu, juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Rastituto Padilla mengatakan enam anggota kelompok militan asal Indonesia tewas dalam pertempuran di Marawi, Jumat ini.

Baca juga :  Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Berdasarkan informasi dari seorang petugas, militan Maute dikabarkan memang memiliki hubungan dekat dengan militan Indonesia. “Satu dari pendiri kelompok Maute, Omarkhayam, menikah dengan seorang perempuan dari Indonesia yang ia temui saat belajar di Mesir,” katanya. Menurut informasi, perempuan tersebut merupakan putri dari seorang ulama di Indonesia.

Disebutkan pula bahwa kakak beradik pendiri kelompok Maute, Omarkhayam dan Abdullah Maute, pernah memiliki hubungan dengan dua militan berbahaya dari Indonesia dan Malaysia. Keduanya adalah Ustadz Sanusi dari Indonesia dan Zulkifli bin Hir (Marwan) dari Malaysia, yang masing-masing tewas oleh pasukan keamanan Filipina pada 2012 dan 2015 lalu.

Menurut Calida, para militansi tersebut membunuh orang-orang tak bersalah, bahkan perempuan dan anak-anak. “Orang yang mereka anggap sebagai kafir, entah Kristen atau Muslim, juga menjadi sasaran,” katanya. “Apa yang mengkhawatirkan adalah bahwa ISIS telah meradikalisasi sejumlah pemuda Muslim Filipina,” tambahnya lagi. Sebelumnya, Komando Mindanao Barat (Wesmincom) Filipina mengumumkan, setidaknya ada 31 milisi kelompok Maute yang terkait dengan ISIS terbunuh di Kota Marawi.

Pertempuran pecah hari Selasa (23/05) setelah militer Filipina menggerebek satu rumah yang diyakini sebagai tempat persembunyian komandan kelompok Abu Sayyaf dan pemimpin kelompok yang bersimpati dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS), Isnilon Hapilon.

Pemerintah Filipina mengatakan, krisis ini sangat sulit diatasi karena milisi menempatkan bom di jalan-jalan dan menyandera beberapa orang. Milisi juga berada di bagian kota yang lebih tinggi, membuat mereka bisa memperlambat atau menghentikan serangan tentara pemerintah. Seiring semakin sengitnya pertempuran antara tentara dan kaum militan, ribuan warga Marawi berusaha menyelamatkan diri ke kota-kota lain yang terdekat.

(Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dengarkan artikel ini: Dibuat dengan menggunakan AI. Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok...

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...