HomeNalar PolitikVicky Prasetyo Maju Pilkada Bekasi?

Vicky Prasetyo Maju Pilkada Bekasi?

Kecil Besar

Vicky mengaku ingin menjadi Wali Kota Bekasi karena terinspirasi dari cita-citanya sejak kecil. Ia mengaku ingin mengabdi dan berpartisipasi di kota kelahirannya.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]P[/dropcap]residen ke-40 Amerika Serikat, Ronald Reagan (1911-2004) pernah berkata: “Politics is just like show business”. Mungkin kata-kata inilah yang membuat mantan aktor Hollywood itu bisa mulus melenggang ke Gedung Putih, setelah sebelumnya juga menjabat sebagai Gubernur California.

Sepertinya hal itu jugalah yang kira-kira ada di dalam benak komedian bernama asli Herdianto atau yang dikenal dengan nama Vicky Prasetyo saat menyatakan bahwa dirinya akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi pada tahun 2018 nanti.

Komedian kontroversial ini dikabarkan telah mendaftarkan diri untuk maju Pilkada Kota Bekasi tahun 2018, lewat Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Bekasi.

“Iya aku daftar kemarin Sabtu, di sela-sela syuting, akhirnya aku menyempatkan waktu untuk mendaftar,” ujar Vicky pada Minggu, 18 Juni 2017, seperti dikutip dari kompas.com.

Vicky mengaku akan mengembalikan berkas formulir beserta syarat ke PAN setelah Lebaran. Ia akan mengajak para pendukungnya ketika pengembalian berkas nanti.

“Pengembalian insya Allah vickynisasi komunitas, temen-temen tim sukses, juga temen-temen artis pada support sih anter nanti untuk saya mengembalikan formulir. Kita akan ramai, bisa sampai sekitar ratusan (orang) sih kayaknya,” tambahnya, seperti biasa dengan gaya bahasa yang nyeleneh.

Vicky mengaku memiliki alasan tersendiri mengapa mendaftarkan untuk maju di Pilkada Kota Bekasi lewat PAN, selain juga karena ia memiliki beberapa teman di PAN.

“Otomatis sensorik motorik dari pikiran kita yang mengarahkan kita untuk menuju ke sebuah titik kan pasti ada alasan. Mungkin karena suatu hal kita akhirnya memilih PAN, jadi rumah di mana kendaraan kita untuk politik dalam Pilkada Kota Bekasi. Selain dekat dengan beberapa teman di PAN, juga PAN itu diibaratkan biru seperti lautan. Lautan itu selalu memberikan kepada siapapun penikmatnya yang memanfaatkan tanpa harus meminta pamrih. Lebih tepatnya diplomatisnya, tepat kalau saya mendaftarkan di sini,” tambahnya.

Baca juga :  Siasat Ahok "Bongkar" Korupsi Pertamina

Vicky mengaku ingin menjadi Wali Kota Bekasi karena terinspirasi dari cita-citanya sejak kecil. Ia mengaku ingin mengabdi dan berpartisipasi di kota kelahirannya. Menurut dia, dukungan dari berbagai pihak telah menguatkan hatinya untuk maju Pilkada Kota Bekasi.

Ia mengaku didukung tokoh nasional, tokoh lokal, komunitas, organisasi lokal, hingga kalangan seprofesinya.

Ilustrasi: Y 14

Geliat Kebosanan Politik?

Dunia politik Indonesia memang selalu butuh sensasi – setidaknya hal itu diperlukan agar politik menjadi tema yang tidak membosankan. Oleh karena itu, setiap aktor politik atau partai politik butuh hal yang bisa membangkitkan ketertarikan masyarakat.

Bukan hal tabu jika tokoh seperti Vicky – yang pernah gagal menikah dengan penyanyi dangdut Zaskia Gothik dan terlibat dalam kasus pemalsuan surat tanah – membuat dunia politik menjadi semarak lagi untuk diperbincangkan.

Vicky merupakan salah satu sosok yang bisa membuat mata masyarakat tertuju pada proses politik di mana ia ikut serta. Bukan tanpa alasan, mayoritas masyarakat Indonesia suka akan hal-hal yang sensasional. Apalagi, televisi masih menjadi media hiburan utama dengan 95 % masyarakat Indonesia menyaksikan acara-acara televisi. Sebagai seorang pegiat di industri hiburan, Vicky tentu akan mendapat sorotan – dan pada tempat tertentu – hal ini membantu publisitas partai politik atau pun tokoh-tokoh politik tertentu.

https://www.youtube.com/watch?v=r6XiW4c1ZNo

Artis atau pegiat industri hiburan selalu menjadi warna dalam politik Indonesia, sekaligus juga pendulang suara partai politik. Lihat saja di parlemen kita, ada 15 orang artis yang saat ini duduk sebagai wakil rakyat. Selain itu, ada setidaknya 6 orang artis dan mantan artis yang saat ini menjadi kepala daerah, mulai dari ‘Si Doel’ Rano Karno di Banten, hingga Pasha ‘Ungu’ di Palu. Pelibatan artis juga berguna saat kampanye politik.

Baca juga :  Ini Akhir Cerita Thohir Brothers?

Menarik untuk ditunggu, sejauh mana Vicky Prasetyo dengan segala gaya bicaranya yang nyeleneh mampu menarik hati rakyat. Menarik juga untuk ditunggu, sejauh mana PAN menanggapi keinginan Vicky untuk maju di Pilkada Kota Bekasi yang digadang-gadang membawa barisan artis di belakangnya. (Berbagai Sumber/S13)

spot_imgspot_img

#Trending Article

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

Teror Soros, Nyata atau “Hiperbola”? 

Investor kondang George Soros belakangan ramai dibincangkan di media sosial. Apakah ancaman Soros benar adanya, atau hanya dilebih-lebihkan? 

More Stories

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Begitu Sulit Sri Mulyani

Kementerian Keuangan belum juga memberikan paparan kinerja APBN bulan Januari 2025.