Akhir-akhir ini, beberapa department store harus menutup gerainya. Apakah ini karena daya beli yang murung atau karena digulung toko online?
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]isah tutupnya toko-toko yang beroperasi secara offline kian bertambah. Ada yang menduga ini akibat menurunnya daya beli masyarakat. Apa itu benar? Sebab cukup mengherankan juga, karena saat mall tersebut mendiskon barang-barangnya, pembelinya malah membludak, bahkan sampai ada yang cakar-cakaran segala.
Beberapa hari belakangan ini, beredar kabar kalau ada satu mall lagi bakal menutup gerai ritelnya. Kali ini gerai yang ditutup berada di pusat perbelanjaan Taman Anggrek, Jakarta Barat dan Lombok City Center, Nusa Tenggara Barat (NTB). Masing-masing bakal ditutup per 3 Desember 2017 dan 31 Desember 2017.
Matahari Tutup Gerai di Mal Taman Anggrek, Begini Curhat Pegawai https://t.co/yIDmIIwPou
— Koran Tempo (@korantempo) November 23, 2017
Penutupan itu menyusul beberapa gerai ritel tersebut lainnya yang sudah lebih dulu tutup, seperti di Pasaraya Manggarai dan Blok M tahun ini karena tidak mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh perseroan.
Kabar tentang rencana penutupan gerai tersebut, membuat Taman Anggrek berubah menjadi lautan manusia. Soalnya, banyak barang yang di-diskon besar-besaran di sana.
Kalau begini kejadiannya, apa kita masih mengklaim tutupnya toko offline karena pengaruh daya beli masyarakat menurun? Saya pikir tidak demikian, karena buktinya banyak orang masih datang untuk belanja ke mall. Lalu apa alasannya?
Sebenarnya daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan, hanya mengalami pengalihan. Beralih dari toko offline ke toko online. Ini yang diduga menyebabkan banyak toko hingga bahkan department store harus menutup gerainya.
Alasan masyarakat lebih memilih toko online karena dinilai lebih praktis, lebih bervariasi, dan harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan kalau beli di mall.
4 Department Store Ini Gulung Tikar Karena Alasan yang Sama https://t.co/Wio64eVkDn pic.twitter.com/ozuJerUZ0t
— Bella (@Erwin63888781) November 3, 2017
Kehadiran situs-situs jual-beli online membuat toko-toko offline terpaksa gulung tikar. Kalau mau dipertahankan pun, mereka pasti kalah saing dan malah merugi.
Sebenarnya kehadiran toko-toko online ada plus-minus-nya. Tapi mau gimana lagi, skema dagangnya sudah berhasil mencuri hati netizen. Maka, jangan heran banyak mall sepi pengunjung di zaman digital ini. Kira-kira, apa yang perlu dilakukan agar toko offline dan online saling sinergi? (K-32)