Benarkah penunjukkan Plt Gubenur dari pihak kepolisian membuat publik gegana alias gelisah, galau, merana?
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]eputusan Mendagri Tjahjo Kumolo menunjuk jenderal polisi untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur menuai kritik dari berbagai pihak. Ada yang menduga ini menjadi ‘senjata rahasia’ dari Partai Banteng untuk mengamankan suara di Pemilu nanti. Ada juga yang mengira ini sebagai ajang bagi pihak kepolisian untuk bersaing dengan TNI dalam dunia politik tanah air. Hm, itu kan masih berupa dugaan atau perkiraan, jadi jangan buru-buru percaya atau bikin kesimpulan ya. Emang nggak takut diciduk karena dianggap sebarkan hoax?
Saya juga nggak tau persis tujuan di balik keputusan Mendagri tersebut. Apakah ini murni menjawab kebutuhan daerah Jabar, Sumut dan Papua? Entahlah.
Yang pasti ini menjadi sebuah topik yang bikin penasaran di tahun politik ini. Bahkan sukses bikin banyak orang terserang virus gegana alias gelisah, galau, merana. Salah satu yang jadi korbannya adalah Fahri Hamzah. Hahaha, ternyata mellow juga ya, bapak satu ini.
Seperti biasa, Fahri langsung berganti peran menjadi tukang kritik dadakan. Ia melayangkan kritik kepada Mendagri. Menurutnya, keputusan untuk mengangkat Plt Gubernur dari pihak Polri bisa menimbulkan kecurigaan bahkan kegelisahan dalam masyarakat. Ah, masa sih? Sebenarnya masyarakat atau Pak Fahri nih yang curiga dan cemas? Ngaku aja deh, wkwkwkwk.
Yg gelisah rakyat atau politisi??
— Rachmayanto (@Rachmayanto) January 30, 2018
Jangan kadung cemas dulu, Pak. Selow aja. Kalem, kalem, kalem, Pak. Sebab, presiden juga hingga saat ini belum memberikan kepastian, apakah akan mengabulkan atau membatalkan rencana Menteri Tjahjo ini.
Menurutmu, apakah presiden akan sejalan dengan rencana Tjahjo? Mau tau aja atau mau tau banyak? Kasih tau nggak ya?
Saya juga belum tau jelas sih. Tapi, berdasarkan informasi dari sumber yang bisa dipercaya, katanya Jokowi nggak terlalu ‘mesra’ dengan pihak kepolisian. Ia diduga lebih sreg dengan pihak TNI. Konon, mayoritas anggota kepolisian adalah ‘kaki tangan’ Partai Banteng. Nah, kalau seperti itu, maka Jokowi berani melawan Partai Banteng? Kenapa tidak, bukankah masih ada kuning, biru, hijau dan orange dalam kubu Jokowi? Auh ah, pucing palaku mikirinnya. (K-32)