Tubuh Golkar kini ‘membelah diri’ menjadi tiga kubu terkait kasus Papa Setnov. Siapa sajakah mereka?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]erpecahan yang kini terjadi dalam tubuh Golkar disebabkan oleh kasus e-Ka-te-pe. Hal ini disampaikan oleh inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Mirwan Bz Vauly.
“Saat ini Golkar terbentuk tiga faksi menyikapi Setya Novanto. Sejak ia ditangkap KPK dan setelah rapat pleno kemarin,” ujar Mirwan (26/11).
GMPG: Golkar Terbelah Jadi Tiga Faksi – https://t.co/W298gyVyCs
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) November 26, 2017
Memang ada fenomena ‘three in one’ dalam tubuh Partai Beringin. Kelompok yang pertama, dimotori oleh para anak muda yang melihat Indonesia lebih jauh ke depan. Mereka yang menginginkan perubahan dalam tubuh Partai Beringin. Kelompok ini tegas meminta agar Partai Golkar tidak hanya sakadar melakukan Munaslub dalam waktu singkat, tapi perlu ada komitmen untuk bersih-bersih dalam rumah agar tikus-tikus pada minggat semua. Jika dikaitkan dengan kisah Mahabharata, kelompok ini adalah kelompok Pandawa.
Kelompok yang kedua, dihuni oleh golongan tua yang anti perubahan atau pro status quo. Mereka masih bertahan dan bersabar menanti sang Papa pulang. Konon katanya kelompok tersebut yang kini memegang kendali. Jika dianalogikan sesuai kisah Mahabharata, kelompok ini adalah kelompok Kurawa.
Sementara itu, kelompok yang ketiga adalah kelompok yang adem ayem atau kelompok ‘no Munaslub, no problem’. Kelompok ini mengadopsi alur pemikiran Destarata, Raja Hastinapura yang dalam perang Baratayuda memilih tak memihak Pandawa atau Kurawa. Kelompok ini berusaha mengambil middle way untuk menghindari konflik dalam tubuh Partai Beringin.
Keretakan rumah tangga Partai Beringin ini justru membuat Partai Beringin makin dijauhi netizen. Jangan heran kalau posisinya telah digeser oleh Rajawali dan Banteng.
Maka, perlu ada reformasi dari dalam tubuh Partai Beringin. terutama mengenai penyatuan gagasan, suara dan dukungan pada sosok yang bisa memberikan angin segar bagi partai.
Denger-denger, dukungan kepada Papa akhir-akhir ini mulai melemah. Nampaknya sudah ada suksesor yang lebih baik dan lebih bersih dari Papa. Konon katanya, tokoh tersebut lebih sakti dari Papa karena mendapat dukungan dari nirwana (istana). Akankah ‘three in one’ dalam tubuh Golkar berganti ‘one of us’? (K-32)