HomeCelotehTelisik Balik Tahun: 2022

Telisik Balik Tahun: 2022

Tanpa terasa, penghujung tahun 2022 telah tiba. Ini menjadi momen pengingat bahwa kita akan menyongsong tahun baru berikutnya, yakni tahun 2023. Apa saja momen politik penting yang terjadi sepanjang 2022?


PinterPolitik.com

“Yang mencinta, fortune cookie. Cangkang itu, ayo coba pecahkan saja. Hey, hey, hey! Apa yang kan terjadi, siapapun tak ada yang tahu” – JKT48, “Fortune Cookie in Love” (2013)

Semua tahu kalau dimensi waktu adalah dimensi yang tidak bisa dikontrol umat manusia. Sejauh apapun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, waktu akan berjalan dengan sendirinya dan kita manusia tidak memiliki pilihan untuk menjalaninya.

Namun, ada pilihan-pilihan yang bisa kita ambil dalam mengarungi waktu. Apa yang akan kita lakukan, misalnya, dapat kita kendalikan. Tentu, pilihan tindakan yang kita ambil akan memiliki konsekuensi di masa depan.

Sederhananya, ada dua jenis pilihan tindakan yang bisa kita ambil. Jenis yang pertama adalah kegiatan yang dilakukan berulang. Kebiasaan dan rutinitas adalah beberapa tindakan yang kita lakukan berulang.

Yang Berulang

Hmm, apa ya contoh kebiasaan dan rutinitas yang biasa kita lakukan? Ya, paling terlihat sih adalah pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu). 

Pesta lima tahunan ini lagi disiapkan nih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pada Desember 2022, partai-partai politik (parpol) mendapatkan nomor urut mereka untuk berkontestasi di Pemilu 2024. 

Nah, kalian bisa cek nomor urut mereka di: Arena 2024: Choose Your Fighter!

Eits, tapi nih, sempat ada masalah lho terkait verifikasi parpol peserta. Partai Ummat yang didirikan oleh Amien Rais jadi satu-satunya parpol yang tidak lolos – ya meskipun akhirnya mereka menjalani verifikasi ulang dan dinyatakan lolos. 

Well, kira-kira, gimana ya perasaan Amien Rais dan Partai Ummat? Cek ilustrasi ini yuk: Partai Ummat Right Now

Oh, iya! Pak Amien Rais juga bilang kalau ada kekuasaan yang menekan di kegagalan verifikasi Partai Ummat. Sampai-sampai, Presiden Joko Widodo (Jokowi), ikutan kesel lho. Kuy, baca gimana respons Pak Jokowi yang sempat kesal: Jokowi Balas Amien Rais

Arena 2024 Choose Your Fighter

Tapi, tenang, guys. Kontestasi Pilpres 2024 masih beberapa waktu lagi. Kemarin, kita pun sudah merayakan kontestasi yang diperhatikan seluruh dunia. Apa lagi kalau bukan Piala Dunia 2022 yang dihelat di Qatar?

Eits, Piala Dunia 2022 pun tidak luput dari kontroversi politik dong. Mau tahu apa aja dan kenapa ada perdebatan seputar Piala Dunia ini? Baca yuk di: Benturan Peradaban di Piala Dunia Qatar?

Nah, selain Pemilu dan Piala Dunia, hal yang kita rayakan rutin bersama adalah ulang tahun. Apa lagi kalau bukan HUT Kemerdekaan RI – sesuatu yang kita rayakan bersama sembari mengenang perjuangan para pahlawan kita untuk membawa bangsa Indonesia ke depan pintu kemerdekaannya?

Tentu, dalam merayakannya, kita tidak hanya mengheningkan cipta atas gugurnya para pahlawan, melainkan juga merayakan tunas-tunas baru bangsa kita. Mungkin, inilah yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan mengundang Farel Prayoga – penyanyi campursari dan pop Jawa cilik – di peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-77.

Baca juga :  Belah PDIP, Anies Tersandera Sendiri?

Bahkan, nggak hanya Pak Jokowi, para menteri dan kepala daerah pun ikut berjoget dan mengundang Farel untuk tampil dan mejeng bersama dengan menyanyikan lagu “Ojo Bandingke”. Hmm, siapa ya para politisi yang sampai ambyar dengan “Ojo Bandingke” ini?

Kuy, baca siapa aja dari mereka yang sampai ambyar di: Farel Ambyarkan Kabinet Jokowi

Ngomongin soal ulang tahun nih, ada juga lho pejabat yang berulang tahun – bahkan sampai dirayakan bersama para politisi lainnya. Siapa lagi kalau bukan Ketua DPR RI Puan Maharani yang merayakan ulang tahun bersama rekan-rekan politisinya di rapat DPR? Hehe.

Namun, perayaan ulang tahun Mbak Puan ini ternyata jadi polemik lho. Hmm, katanya sih, kontroversi ini muncul karena perayaan ulang tahun di DPR ini terjadi ketika sebagian masyarakat mengkritik dan berdemonstrasi soal kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Ya, bagi kalian yang mau throwback kerennya ulang tahun Mbak Puan ini, bisa baca di: Puan, Gembira di Atas Duka?

Hmm, kalau gitu, bisa dibilang peristiwa yang berulang ini – seperti ulang tahun Puan – juga bersinggungan dengan jenis pilihan tindakan kedua, yakni tindakan yang menyebabkan perubahan seperti kenaikan harga BBM. Bagaimana perubahan bisa begitu berasa bagi kita semua di tahun 2022 ya, khususnya di dunia politik dan pemerintahan?

Yang Berubah

Seperti yang sudah diungkit di atas, kenaikan harga BBM tentu jadi salah satu kebijakan yang berdampak ke sebagian besar masyarakat. Ya, sudah jadi rahasia umum buat masa pemerintahan siapapun kalau BBM adalah isu sensitif, termasuk bagi pemerintahan Jokowi sekarang.

Nah, buat Pak Jokowi dan jajaran politisi yang menjabat saat ini, mungkin perlu baca nih tulisan ini: Mengapa BBM Bisa Bahayakan Jokowi?

The Top Candidates 2024 Spotify Wrapped

Nah, selain kenaikan harga BBM, terdapat juga perubahan lain yang bisa berdampak luas. Mendekati akhir tahun, DPR RI juga mengesahkan sebuah aturan yang sempat jadi kontroversi besar pada September 2019 silam.

Aturan apa lagi kalau bukan revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)? Sampai-sampai nih, KUHP baru ini memunculkan tagar #SemuaBisaKena dan mengundang sejumlah aktivis untuk bermalam di depan DPR RI.

Hmm, kenapa KUHP baru ini bisa berdampak? Gimana sih memangnya isinya? Yuk, cek di: KUHP Ancam Pers, Serupa Tiongkok?

Perubahan besar pun tidak hanya terjadi di dalam negeri, melainkan di luar negeri. Di bulan kedua tahun 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melancarkan “operasi militer khusus” ke Ukraina.

Perang Ukraina-Rusia ini akhirnya membawa dampak besar ke berbagai negara. Hmm, Presiden Jokowi pun dibuat pusing karena ancaman inflasi akibat perang. 

Sampai-sampai, Pak Jokowi harus bertemu langsung dengan Presiden Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Isu ini sampai terbawa ke KTT G20 2022 – yang mana Indonesia menjadi tuan rumah.

Baca juga :  Gibran Wants to Break Free?

Yang penasaran gimana pusingnya Pak Jokowi mengarungi konflik Rusia-Ukraina ini hingga G20, kuy, baca di: G20 Bukan Panggung Jokowi

Namun, perubahan bukanlah hanya soal hal-hal baru. Berubah juga berarti sesuatu berakhir dan meninggalkan apa yang kita sebut sebagai memori.

Beberapa bulan lalu, sejumlah kepala daerah harus mengakhiri jabatannya. Untuk mengisi kekosongan pejabat hingga pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tahun 2024 mendatang, sejumlah pejabat sementara pun dipilih.

Salah satu pejabat yang mengakhiri jabatannya adalah Anies Baswedan yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jabatan itu pun kini diisi oleh Heru Budi Hartono.

Kanjuruhan Sampai di Liga Champions

Tapi, Pak Anies pun tampaknya sudah mulai melangkah menuju ke masa depan. Langkah ini bahkan termasuk yang pertama bila dibandingkan dengan teman-teman kepala daerah lainnya, yakni dengan mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bersama Partai NasDem.

Namun, bisakah Anies melangkah dengan pasti menuju 2024? Yuk, cek apa saja tantangan yang bisa membayanginya di: NasDem Blunder, Anies Gagal Capres?

Tapi, apa yang berakhir tidak selalu berujung pada langkah baru. Ada juga sebuah akhir yang memang menjadi titik henti meskipun memori yang kita miliki soal itu sangat berharga. 

Mungkin, inilah yang dirasakan oleh keluarga-keluarga yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), Oktober 2022 lalu. Hal serupa juga terjadi di Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel).

Tidak hanya tragedi ini saja, bencana alam juga telah merenggut saudara-saudara sebangsa kita. Gempa Cianjur, misalnya, menjadi duka kita bersama sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Mari kita mengheningkan cipta sejenak dengan mengingat kembali di: Tragedi Kanjuruhan, Tanggung Jawab Siapa? dan Gempa Cianjur, Mitigasi Masih Nol?

Apa yang berulang dan berubah sebaiknya menjadi pelajaran bagi kita dalam menyongsong masa depan, termasuk tahun 2023 mendatang. Tentu, dari pelajaran-pelajaran baru ini, kita bisa memunculkan harapan untuk menjadi lebih baik.

Yang Menjadi Harapan

Banyak keberhasilan yang bangsa Indonesia ini telah raih sepanjang tahun 2022. Tentu, perjalanan untuk mencapai keberhasilan itu tidaklah mudah. Ada banyak tantangan, tangisan, keluhan, tawa, dan keresahan dalam menggapainya.

Di akhir tahun ini, Presiden Jokowi pun telah mengumumkan berakhirnya pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Semoga ini menjadi langkah bagi kita semua untuk menghadapi apapun yang ada di depan kita di tahun 2023.

Seperti kutipan lirik “Fortune Cookie in Love” (2013) dari JKT48 di awal tulisan, kita tidak ada yang tahu bagaimana dan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang perlu kita lakukan hanyalah terus melangkah dengan senyuman dan kekuatan yang kita miliki saat ini. Here we go, 2023! (A43)


Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?