HomeNalar PolitikStop Gadai lahan Untuk Gagah-gagahan !

Stop Gadai lahan Untuk Gagah-gagahan !

Orang Indonesia lebih suka fokus pada penampilan, tapi mengabaikan kebutuhan pokok hidupnya.


PinterPolitik.com

Kalimat itu merupakan kritik Jokowi saat menghadiri acara penyerahan sertifikat tanah kepada 5100 warga Banten, di Desa Muruy, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Rabu (4/10/2017).

Orang Indonesia memag lebih suka berpenampilan wahhh, sekalipun kantongnya sudah berteriak ahhh. Lebih suka makan di restoran mewah, padahal tinggalnya masih di rumah sewa. Lebih suka naik mobil, padahal belinya pake nyicil. Ini adalah fenomena yang aneh tapi nyata.

Wajar saja bila diceletuki begitu oleh Pakde Joko saat menyerahkan sertifikat tanah kepada warga Banten, kemarin. Sertifikat tanah memang sering disalahgunakan untuk kepentingan sesaat.

Fungsi sertifikat tanah udah kayak obat penenang untuk menangkal pening. Memang, sertifikat tanah yang digadaikan ke bank bisa bikin tenang bahkan senang, tapi cuma sesaat. Tapi selanjutnya, akan semakin pening karena tunggakan bank yang kian menggunung dan ujung-ujungnya rumah disita.

Mendingan sertifikatnya dijadikan dopping pendongkrak sukses, sarana investasi bisnis jangka panjang. Memang tidak ada larangan menggadaikan sertifikat di bank, asal uang yang didapatkan digunakan untuk modal usaha.

Nah, kalo usaha udah berjalan lancar dan labanya meningkat, bolehlah bergaya hidup mewah. Tapi sedikit aja ya, jangan banyak-banyak! Biar ntar nggak kena diabetes atau stroke.

Gunakanlah sertifikat tanah secara bijak, jangan digadai hanya untuk foya-foya atau berjudi, apalagi mabok-mabokan. Bisa-bisa sertifikat hilang, tanah hilang, keluarga pun terlantar. Jangan karena mentang-mentang dikasih gratis, malah dipakai seenak jidat.

Mulailah budayakan hidup hemat, jangan terpengaruh dengan kemewahan tetangga. Kalau mereka punya rejeki, jangan paksakan diri untuk menyamai. Tetangga beli mobil cash, ikut-ikutan beli juga lewat jalur kredit. Tetangga beli kulkas, ikut-ikutan beli juga via home credit.

Ujung-ujungnya, tiap bulan harus meringis, tunggakan numpuk, akhirnya sertifikat tanah digadai ke bank. Kalau rumah disita tentu saja keluarga ikut terlantar. Syukur-syukur kalo masih bisa ngontrak di rumah petak.

Baca juga :  Duterte Walikota Davao, Jokowi Walikota Solo?

Makanya, pikir berkali-kali. Bila perlu jadi amnesia dah, biar enggak terjebak pola hidup mewahhh yang bikin dompet berteriak ahhh.

Ok guys, bijak-bijaklah dalam memilih dan memutuskan! Your life is your hand, right? (K-32).

spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...