Katanya ada sinyal tertentu yang disampaikan Pakde Joko untuk Golkar lewat pidatonya dalam Munaslub. Sinyal apa ya, baik atau buruk nih?
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]usyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Beringin sudah digelar. Gonjang-ganjing soal pergantian ketua pun dijamin sudah kelar, setelah Pak Airlangga Hartarto dikukuhkan. Tapi, itu bukan poin satu-satunya. Ternyata ada poin lain yang nggak bisa diabaikan begitu aja yaitu soal kehadiran Pakde Joko dalam acara tersebut.
Iya, memang Pakde hadir dalam acara tersebut, bahkan sempat berpidato. Dalam pidatonya tersebut ada selingan guyonan, tapi sebenarnya ada sesuatu yang menarik di sana. Katanya, ada ‘sinyal’ dari Pakde kepada Partai Beringin. Uih, udah kayak orang yang mau pacaran aja nih. Hehehe.
Tapi, yah gitu deh. Kalau ngomong soal sinyal-sinyalan, memang Pakde ahlinya. Bahkan ada yang bilang kalau beliau itu ‘presiden simbol’. Konon katanya, isi pidato Pakde di Munaslub tersebut menyiratkan betapa pentingnya Partai Beringin bagi Pakde untuk memuluskan langkahnya pada Pilpres 2019 nanti. Ah, masa sih? Bukankah masih ada partai lain?
Wong Solo, penuh gaya tersirat.
— Galaxi55 (@Galaxi552) December 19, 2017
Bisa jadi begitu. Soalnya dalam pidato tersebut, ia nggak segan-segan memuji Partai Beringin setinggi langit. Padahal Mama Mega ada di situ. Mungkinkah ini ‘sinyal’ bahwa Pakde memang menaruh harapan besar kepada Golkar? Atau ini sebagai antisipasi aja, jika 2019 nanti ia nggak diusung lagi oleh Partai Banteng?
Namanya juga politik, segala sesuatu bisa aja terjadi, kan? Apalagi saat ini, Partai Beringin dipimpin oleh Pak Airlangga, yang merupakan salah satu anggota kabinetnya. Maka, ini bisa menjadi modal kuat bagi Pakde untuk menggaet Golkar sebagai salah satu partai pengusungnya.
Akan tetapi, namanya juga pilihan pasti ada plus-minus-nya dong. Kalau memang Pakde ingin diusung Beringin, maka Partai tersebut perlu berbenah. Soalnya, selama ini popularitas Beringin sedang menurun.
Jangan hanya cuma ganti pemimpin aja, tapi ganti sikap dan pola pikir juga. Seluruh kader Beringin harus mengerucut menjadi satu kubu dan satu suara dalam memutuskan sesuatu. Itu baru betul. (K-32)