Rizieq Shihab kini hidup seperti diburu dan dimusuhi banyak pihak di tanah air.
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]alang benar nasib Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Pemuka agama terkemuka itu kini hidup terasing. Kecintaannya pada umat tidak bisa ia ekspresikan di tanah air. Rizieq kini hidup seperti pengembara di negeri padang pasir Arab Saudi.
Ia tentu bertanya-tanya, mengapa urusan pribadinya harus terbongkar di saat-saat gairah membela umatnya tengah membara. Pentolan aksi 212 ini juga mungkin berpikir, mengapa rezim ini begitu tega menjerat orang sepertinya dengan kasus pornografi. Begitu beratnya ujian itu, hingga ia harus lari dari tanah air. Apakah ia demikian dibenci sehingga harus ditimpa kasus seberat ini?
Rizieq mungkin berpikir, salah apa yang ia perbuat sampai harus mengungsi dari tanah kelahirannya. Memang ia kerap dianggap berbuat onar dengan beragam pernyataannya. Ia juga kerap membuat cemas penguasa dengan rangkaian aksi berjilid-jilid yang ia gawangi. Tetapi, apakah hal itu harus membuat dirinya jadi musuh di negerinya sendiri?
Rizieq kini seolah-olah hidup dalam kondisi diburu polisi. Ia tampak dianggap seperti musuh di dalam negeri. Meski begitu, hingga kini masih belum jelas, siapa sebenarnya yang memusuhi Rizieq?
Diburu Pemerintah?
Menurut Carl Schmitt, keberadaan musuh adalah hal yang dibutuhkan untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih baik. Dengan adanya musuh, akan muncul suatu tatanan atau keteraturan baru yang muncul pasca konflik dengan musuh tersebut. Hal ini tampak misalnya pada kasus Rizieq yang terlihat dimusuhi pasca konflik berbau identitas dalam Aksi Bela Islam. Lalu siapa yang menciptakan Rizieq sebagai musuh?
Kiprah Rizieq kerap bikin panas kuping penguasa, tidak terkecuali Jokowi. Kritiknya baik dari balik mimbar atau dari panasnya aspal, acapkali meresahkan Jokowi. Tengok saja bagaimana kiprahnya menggawangi Aksi Bela Islam yang digelar berjilid-jilid.
Amat wajar jika pemerintah memusuhi pendiri FPI tersebut. Kekuatannya di aksi tersebut membesar dan menguat begitu cepat. Ia mampu memobilisasi begitu banyak massa untuk bergerak dalam satu barisan. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan siapapun pihak yang berkuasa.
Aksi tersebut membuat pemerintahan Jokowi kepanasan. Ada ancaman keamanan dari aksi yang fenomenal tersebut. Massa yang tumpah ruah meneriakkan berbagai ancaman yang membuat panas telinga siapapun.
Tidak hanya itu, aksi tersebut juga menunjukkan jari secara langsung ke muka penguasa. Menurut aksi tersebut, Jokowi harus mengambil sikap. Tidak hanya itu, mereka bahkan kerap menuding Jokowi anti-Islam dan melindungi penista agama pada aksi tersebut.
Rangkaian aksi yang digawangi Rizieq ini menurunkan wibawa pemerintah di mata masyarakat. Popularitas Jokowi perlahan-lahan digerogoti oleh Rizieq dan pengikutnya. Hal ini tentu menjengkelkan bagi Jokowi.
Meski begitu, pemerintah sendiri tampak membuka jalur rekonsiliasi dengan Imam Besar FPI tersebut. Jokowi tampak tidak ingin membiarkan persoalan ini berlarut-larut. Hal ini nampak misalnya dari pertemuannya dengan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra. Jokowi meminta saran langkah apa yang harus diambil agar kasus ini tidak berlarut-larut.
Belakangan ini, beredar pula kabar bahwa Jokowi mengirim Kepala BIN Budi Gunawan ke tanah suci untuk bertemu Rizieq. Dikabarkan bahwa diutusnya Budi Gunawan ini adalah dalam rangka negosiasi dengan pendiri FPI tersebut.
Berhadapan dengan Polisi
Rizieq juga bisa saja telah membuat kesal kepolisian di negeri ini. Berulang kali aksinya di tanah air merepotkan korps pengayom masyarakat tersebut. Hubungan pria berdarah Arab ini memang kerap meregang dengan kepolisian.
Polisi memang dibuat repot ketika Rizieq dan pengikutnya berhasil menghelat Aksi Bela Islam yang berjillid-jilid. Jagat dunia nyata dan dunia maya begitu ribut ketika aksi tersebut terjadi. Ancaman keamanan begitu meninggi ketika aksi ini terjadi.
Beberapa saat setelah aksi tersebut, Polisi banyak menerima laporan yang menyangkut nama Rizieq. Ia dilaporkan dalam berbagai kasus mulai dari penistaan agama hingga penghinaan lambang negara. Sang Habib akhirnya benar-benar menyandang kasus tersangka dalam kasus pornografi.
Polisi tampak memburu Rizieq pasca aksi tersebut. Beragam kasus yang dikirim ke Trunojoyo langsung diproses secara cepat. Berdasarkan kondisi tersebut, publik bisa saja menduga bahwa polisi memusuhi Rizieq.
Meski kerap bersitegang, sebenarnya jika dilihat sejarahnya, polisi justru kerap bergandeng tangan dengan FPI. Dalam beberapa kesempatan, Polisi justru kerap mengajak ormas yang bermarkas di Petamburan tersebut.
Dalam satu kesempatan, Kapolri Tito Karnavian bahkan pernah memuji FPI dan Rizieq di depan publik. Di dalam suatu rekaman video, terlihat bahwa Tito memuji mereka sebagai pihak yang toleran. Selain itu, belakangan Tito juga pergi umrah ke tanah suci. Beberapa pihak menduga bahwa ia akan pergi menemui Rizieq untuk bernegosiasi.
Jika benar polisi yang menyimpan dendam pada Rizieq, tampaknya pintu rekonsiliasi juga masih dibuka korps yang bermarkas di Trunojoyo ini. Kepolisian masih memberi peluang kepada sang Habib agar masalah ini tidak harus selesai dengan amarah.
Berseteru dengan Partai
Di antara partai-partai pendukung pemerintah, PDIP tampak cukup sering berseteru dengan FPI. Bukan satu kali saja partai berlogo banteng ini beradu argumen dengan FPI. Kedua pihak ini seringkali tidak malu-malu menunjukkan “permusuhan” mereka di media dengan saling kritik.
Sebagai partai berkuasa, PDIP bisa saja kesal pada FPI dan Rizieq. Publik bisa saja menduga bahwa Megawati dan PDIP memang memusuhi Imam Besar FPI tersebut. Megawati bisa saja dianggap sangat gerah dengan tudingan Rizieq sebagai penista agama. Apalagi, kandidat dari PDIP kerap dijegal olehnya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah diancam dilaporkan ke pihak berwajib oleh Rizieq. Ia menyebut bahwa presiden kelima tersebut melakukan penistaan agama di dalam pidatonya. Hal ini kemudian berujung laporan resmi ketika mantan Ketua FPI Jakarta Utara Bahruzaman melaporkan Megawati dalam kasus penistaan agama.
Pernyataan Rizieq tersebut membuat PDIP berang. Banyak kader partai banteng ini yang terlihat naik pitam akibat pernyataan tersebut. Mereka menantang sang Habib untuk membuktikan ucapannya tersebut. Mereka menganggap bahwa ucapan pendiri FPI tersebut telah mencemarkan nama baik Megawati.
Tidak hanya itu, PDIP juga kerap bersitegang dengan FPI pada masa pemilihan seperti Pemilu atau Pilkada. Partai berhaluan nasionalis ini kerapkali dianggap sebagai partai anti-Islam bahkan penista agama.
Puncak kemarahan PDIP bisa saja berasal dari kasus yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017. Kala itu, pasangan yang mereka usung, Ahok-Djarot dihantam isu agama oleh Rizieq dan FPI. Pemilihan yang semula akan berjalan mudah menjadi terasa amat berat. Ahok-Djarot yang semula diunggulkan justru harus kandas akibat isu agama yang digawangi Rizieq.
Korban Kekuatan Asing?
Bagi beberapa orang, ada dugaan pula bahwa Rizieq menjadi korban kekuatan asing. Disinyalir bahwa terbongkarnya kasus chat bernada seksual ini dikarenakan operasi intelejen pihak asing. Menurut banyak orang, tidak banyak pihak yang memiliki kemampuan untuk membongkar isi obrolan dalam aplikasi Whatsapp selain intelejen.
Terbongkarnya isi obrolan pribadi antara Rizieq dengan Firza Husein, pertama kali mengemuka melalui situs baladacintarizieq. Berdasarkan hasil penyidikan, diketahui bahwa konten ini pertama kali disebar oleh kelompok peretas yang dikenal sebagai Anonymous. Disebutkan bahwa kelompok Anonymous ini memiliki domisili di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).
Tidak banyak pihak yang dapat dengan mudah menembus keamanan milik aplikasi obrolan sekelas Whatsapp, bahkan kelompok peretas jempolan sekalipun. Oleh karena itu, publik menduga bahwa terbongkarnya isi obrolan ini adalah peran intelejen asing.
Untuk membongkar kasus ini, Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Federal Bureau Investigation (FBI) AS. Kondisi ini bisa menjadi penanda bahwa kasus ini begitu berat sehingga memerlukan bantuan lembaga telik sandi mancanegara. Bisa saja ini berarti bahwa kasus tersebut memang ditanam oleh intelejen asing, sehingga harus dilawan dengan bantuan intel asing pula.
Dari uraian di atas, sulit untuk menemukan satu pihak yang benar-benar memusuhi Rizieq. Orang dengan tingkah sepertinya memang tidak mungkin tidak ada yang membenci. Bisa saja memang benar ia dimusuhi banyak pihak, hingga harus hijrah ke negeri padang pasir. Jadi siapa yang memusuhi Rizieq? Berikan pendapatmu. (H33)