Sekolah calon kepala daerah yang digelar PDIP dinilai sebagai bekal untuk menghadapi Pemilu 2018 dan 2019. Apakah manjur?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]artai Banteng kelihatannya nggak main-main untuk menghadapi Pemilu 2018 dan 2019. Salah satu strategi yang dibuat adalah dengan mengadakan sekolah calon kepala daerah. Lho, kepala daerah kok sekolah? Emang perlu?
Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, hal ini wajib diikuti oleh seluruh calon kepala atau wakil kepala daerah yang diusung oleh Partai Banteng. Bahkan ini dinilai sebagai langkah positif untuk meraih hasil maksimal pada Pilkada serentak tahun depan, pemilihan legislatif dan Pilpres 2019. Sekolah tersebut merupakan program khas Partai Banteng. Bahkan sudah dijalankan sejak tahun 2012.
PDIP: Sekolah Kepala Daerah Langkah Strategis Menangkan Pilkada https://t.co/2qZwex2d3w pic.twitter.com/y2NRi1qCEA
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) December 10, 2017
Konon katanya, dalam sekolah tersebut ikatan emosi di antara para calon juga turut mengalami penggodokkan. Dengan harapan kelak jika terpilih, mereka bisa saling bekerja sama. Cieh, so sweet.
Bahkan Mama Mega diagendakan bakal turun gunung untuk memberikan pembekalan didampingi para kepala daerah yang dinilai berhasil. Sejauh ini daerah-daerah yang dinilai berhasil adalah Surabaya, Banyuwangi, Ngawi, Tabanan, Bangki, Dharmasraya, Semarang, Sukoharjo dan Kulonprogo.
Saat ini Partai Banteng memang masih berada pada posisi teratas soal elektabilitas dan jumlah kursi di De-pe-er. Akan tetapi, itu nggak bisa jadi alasan untuk berpuas diri. Lantaran situasi politik di masing daerah cenderung berubah-ubah.
Misalnya terkait Pilkada DKI tahun lalu. Semula Partai Banteng mengharapkan kemenangan lewat pasangan Ahok-Djarot, berkaca dari elektabilitas pasangan ini yang jauh di atas para pesaingnya.
Namun kenyataan berkata lain. Elektabilitas bukanlah tolok ukur yang utama. Pasangan Ahok-Djarot yang sempat leading di putaran pertama, akhirnya keok di hadapan pasangan Anies-Sandi pada putaran kedua.
Mungkin pengalaman gagal total alias gatot di DKI menjadi pelajaran sekaligus antisipasi Partai Banteng, biar nggak kecele lagi di daerah lain. Maka, di tahun ini sekolah calon kepala daerah tersebut tak hanya difokuskan untuk Pilkada serentak aja, tapi juga dikaitkan dengan Pileg dan Pilpres.
Tapi, apakah para kader Banteng di masing-masing daerah bisa mengaplikasikannya nggak? Dan apakah strategi ini bakal berhasil di 2018 dan 2019? Kita liat aja nanti ya. (K-32)