pinterpolitik.com – Minggu, 18 Desember 2016.
Pesawat Hercules C-130 yang sedang dalam latihan navigasi dan elektronik dengan sandi Navek 32 yang dipiloti Mayor Marlon dengan jumlah awak 12 orang, berangkat dari Timika menuju Wamena, Papua, Minggu pukul 07.30 WIT. Pesawat yang hilang kontak dilaporkan menabrak Gunung Tugima. Kepala Bandara Sentani, Agus Priyanto menyebutkan pesawat berangkat dari Timika pukul 05.35 WIT dan rencana tiba di Bandara Wamena pukul 6.13 WIT. Namun, 10 menit sebelum tiba di Bandara Wamena, pesawat mengalami hilang kontak.
“Sebelum landing pesawat melakukan kontak terakhir dengan tower (menara pengawas, Red) Wamena pukul 6.02 WIT dan pukul 6.08 WIT, tower sudah melihat secara manual pesawat akan landing, namun satu menit kemudian pesawat lost contact,” ujarnya.
Pesawat tersebut dilaporkan menabrak Gunung Tugima. “Informasi yang kami terima bahwa pesawat menabrak Gunung Tugima dan kondisi pesawat hancur. Saat ini tim evakuasi sudah menuju lokasi jatuhnya pesawat,” jelasnya.
Selain sang pilot, 11 kru pesawat Hercules lainnya yakni Kapten J. Hotian F. Saragih (Penerbangan BR), Lettu Hanggo Fitradhi (Penerbangan II), Lettu Fajar Prayogo (Navigator I), Peltu Lukman Hakim (Juru radio udara).
Berikut, Peltu Suyata (Juru mesin udara I), Peltu Khusen (Juru mesin udara II), Serma Khodori (Juru mesin udara II), Peltu Agung (Load master II), Serma Fatoni (Load master I), Serda Suyanto (Extra Crew), dan Peltu Agung Tri (Load master I).
Sedangkan seorang penumpang pesawat Hercules itu yang juga tewas dilaporkan merupakan anggota TNI berpangkat perwira pertama dari Satuan Radar Saumlaki.
Diketahui pesawat Hercules yang jatuh di Papua itu adalah hasil hibah dari Australia. Pesawat itu dinyatakan masih layak pakai dan perawatan setiap 50 jam terbang dalam berbagai item. Menurut pengamat, keadaan alam, termasuk cuaca buruk, memang tidak bisa dihindari. Namun, kondisi cuaca itu harus diukur melalui perkiraan keadaan. Dari sini evaluasi pengadaan atau pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus dilakukan lebih holistik dan dipastikan proses transfer of technology dapat terlaksana dengan baik serta perofesional.
Sebelum mendarat, komunikasi terakhir antara pilot dengan petugas menara pengawas di Wamena terjadi pukul 06.02 WIT. Pada pukul 06.08 WIT, petugas bandara melihat secara manual pesawat akan mendarat. Namun satu menit kemudian, tak ada lagi komunikasi antara pilot dengan petugas pengawas bandara. Saat ini, evakuasi pesawat dan korban tengah dilakukan tim penyelamat.